Senja, bunga, Freya

5.3K 352 10
                                    

Noel mengemudikan mobilnya menuju sebuah padang rumput hijau nan luas dengan berbagai macam jenis bunga di sana.

Ini tempat di mana Noel menghabiskan waktunya jika dia sedang ada masalah atau sekedar ingin menikmati pemandangan ciptaan Tuhan yang maha indah ini.

Saat senja merupakan waktu yang Noel suka. Sama seperti saat ini. Noel membawa Freya untuk menghabiskan senja bersama.

"Apa kita di luar negeri? Frey bener-bener kagum sama tempat ini, Kak," ucap Freya dengan antusias.

Dia lalu membuka pintu mobilnya dan berjalan ke depan. Gadis berponi itu merentangkan kedua tangannya, membiarkan angin menyapa tubuh mungilnya.

Rambutnya sedikit acak-acakan karena angin tapi Freya suka. Apalagi saat angin menerpa wajahnya.

"Lo suka?" tanya Noel santai lalu berdiri di samping Freya sambil memasukan kedua tangan ke saku celananya.

"Frey suka!" ucap Freya dengan riang.

Noel balas tersenyum menatap Freya. Sudah dia duga, pasti Freya akan menyukai tempat ini.

Di lihatnya wajah polos itu tengah tersenyum sambil menikmati angin. Noel tidak habis pikir, bisa-bisanya dia menyakiti hati gadis kecil ini waktu itu.

"Kenapa senyum?" tanya Freya tiba-tiba.

Sial! Apa dia tertangkap basah sedang menatap Freya dengan terang-terangan?

"Enggak. Gue senyum liat bunga itu. Bunganya cantik."

Tunjuk Noel pada padang bunga di samping Freya.

Seketika Freya langsung menolehkan pandangannya, menatap tempat yang di tunjuk Noel barusan.

"Ah iya bunganya cantik!" balas Freya. "Arti nama Frey juga ada bunga-bunganya kok."

"Oh ya? Apa arti nama lo, Frey?"

Freya tersenyum lalu menatap Noel.
"Freya itu artinya perempuan cantik bagai bunga."

"Gak salah bokap nyokap lo ngasih nama itu," ucap Noel santai lalu menghadap ke depan. Menghiraukan Freya yang tengah mengernyitkan dahinya karena kebingungan. "Duduk, Frey," titah Noel.

Cowok berkulit putih itu lalu duduk beralaskan rumput di ikuti Freya yang juga duduk di sampingnya.

"Kakak sering ke sini?"

"Iya, semenjak nyokap gue meninggal."

Freya langsung menolehkan pandangannya pada Noel.

Di lihatnya Noel tengah tersenyum miris, mata hazel itu mulai berkaca-kaca.

Ah, Freya bodoh. Dia seolah mengingatkan Noel pada lukanya. Karena khawatir, Freya memegang tangan Noel erat.

"Maafin Frey, Kak," gumam Freya.

"Lo gak perlu minta maaf, Frey," ucap Noel sambil tersenyum.

Freya hanya balas tersenyum canggung lalu menarik kembali tangannya.

Mereka kembali terdiam, larut dalam pikiran masing-masing sambil menikmati senja berdua.

"Di sini dingin," keluh Freya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Kenapa lo gak bawa jaket?"

"Frey lupa. Lagian gak tau bakal ke tempat ini," kata Freya.

"Oh."

Suasana kembali sunyi. Kenapa Noel tidak memberikan respon apapun lagi?

Hanya sekedar 'Oh'?

"Di film-film biasanya kalo ceweknya kedinginan, si cowok bakal ngasihin jaketnya."

Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang