Keesokan harinya, Freya sudah siuman meskipun keadaannya masih lemas.
Selang infus juga masih menempel di punggung tangannya. Katanya, Citra dan Noel akan datang siang ini. Freya sudah mempersiapkan kedua telinganya untuk mendengarkan celotehan Citra yang panjang dan akan memakan waktu banyak.
"Udah ah, Mi. Makanannya gak enak," keluh Freya.
"Dikit lagi sayang, bentar lagi 'kan waktunya minum obat."
"Satu suap lagi, deal?"
Rina menghembuskan napas kasar. "Deal!"
Satu suapan penuh pun, Rina masukan ke mulut Freya. Masa Freya baru makan lima suap sudah berhenti?
Rina lalu menyodorkan segelas air putih untuk Freya minum.
"Frey mau nasi padang, mami."
Haris yang tengah duduk di sofa sambil menonton tv pun langsung menoleh, menatap tajam pada puterinya.
"Masa orang sakit makannya nasi padang sih, Frey?"
"Habisnya makanan di sini gak enak, Frey pengen nasi padang aja," ucap Freya polos.
Haris hanya memutar bola matanya jengah. Puteri kecilnya ini selalu ada saja tingkahnya.
"Nanti kalo udah sehat papi beliin nasi padang langsung dari Padang."
Papinya memang selalu seperti itu saat dia sedang sebal.
Freya dan Rina hanya terkekeh geli melihatnya.
Sudah pukul tiga sore tapi Citra juga belum datang. Ponselnya juga tidak aktif. Apa Citra marah padanya sehingga tidak mau menjenguknya?
"Citcit kok belum dateng ya, Mi?"
Sudah sepuluh kali Freya bertanya seperti itu. Membuat Rina dan Haris ingin sekali menyeret Citra datang ke sini agar tidak perlu mendengar celotehan Freya yang tanpa henti.
"Lagi di jalan kali, Frey. Sabar dulu," ucap Rina untuk menenangkan puterinya.
Freya mengembungkan pipinya kesal. Citra benar-benar lama.
Baru saja Freya merutuki Citra tiba-tiba ruang perawatan terbuka. Menampilkan Citra yang tengah tersenyum tanpa dosa.
"Assalamualaikum semuanya," sapa Citra.
"Eh waalaikumsalam, masuk, Cit," balas Haris sambil tersenyum.
Ah akhirnya puterinya takkan bertanya tentang keberadaan Citra lagi.
Citra lalu berjalan menghampiri Haris dan mencium punggung tangannya, lalu tiba-tiba ada sosok cowok mengenakan seragam yang sama tengah berjalan di belakangnya.
"Hallo om." Arlan lalu ikut mencium punggung tangan Haris juga.
"Lho, ini Arlan 'kan? Yang waktu itu nganterin Frey ke rumah sakit?"
"Hehe iya om, alhamdulilah kalo om masih inget. Padahal tadinya saja mau ngenalin diri lagi kalo om lupa."
Wait, Arlan? Bukannya Citra bilang kalau dia akan datang bersama Noel?
Kenapa Arlan ikut juga ke sini?
"Heh bocah. Ngelamun mulu lo!" ejek Citra.
Freya mendecih sebal. Sudah datang terlambat dan sekarang Citra malah mengejeknya.
"Citcit lama banget. Frey sampe akaran gini tau gak!"
Citra malah terkekeh geli. "Haha sorry, ini nih si Arlan banyak gaya. Katanya kita beli cake dulu sama buah-buahan buat lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...