Terbongkar

4.9K 325 30
                                    

Yaaayy aku update lagi!! 😂

Btw pada 'ngeuh' gak sih aku up tiap hari? Sebenernya ini salah satu kebiasaanku--yang entah baik atau buruk--kalau cerita mau End, aku selalu update secara marathon kayak gini. Ceritaku yang pertama juga gitu. Aku bakal ngebut sampe bab Epilog.

Jika kalian menemukan typo atau kata yang bikin kalian sakit mata tolong komen, ya? Namanya juga ngebut jadi ya ... monmaap.

Mari ramaikan lagi part ini biar aku makin semangat!

Kalau enggak ...
























Aku bakal mogok HAHAHA.




































































Gak deng, aku kan writer yang baik. IYA, KAN? IYA, KAN?

Oh iya, jangan lupa siapkan kantong kresek. Jaga-jaga kalau kalian gumoh gara-gara baca part ini 😅
______________________________________

Lana memandang sebal Noel dan Freya yang tengah mengobrol di depan kelasnya.

Jujur, keduanya tampak serasi. Noel juga sekarang tak lagi canggung memperlihatkan perhatiannya pada Freya bahkan di lingkungan sekolah sekalipun.

"Biasa aja kali, Na liatin si Noel-nya," goda Fia yang duduk di sebelahnya.

"Ck. Gue bukan liatin Noel, Fi," kata Lana. "Gue cuman heran aja sama itu cewek."

Fia mengernyitkan dahinya. "Lah emang itu bocah kenapa, Na?"

"Gue sebel aja liatnya, gue masih dendam sama kejadian waktu di kantin itu."

"Itu udah lama kali, Na. Jangan jadi pendendam!"

Lana yang sebal langsung mendorong bahu Fia. "So bijak lo. Padahal nih ya, waktu party di rumah gue itu, gue udah ngerjain si Freya tapi rasanya gue belum puas."

"Ha? Ngerjain gimana maksud lo?"

"Gue ngunci dia di toilet terus gue matiin lampunya, itu doang sih," kata Lana dengan enteng.

Mata Fia membelalak kaget. "Sialan! Terus gimana caranya dia keluar?"

"Kayaknya Noel nolong dia, soalnya waktu MC party nyuruh Noel maju ke depan, dia malah belok terus masuk ke dalam rumah, pintu toilet juga rusak," jelas Lana. "Tapi untung sampe sekarang gak ada yang tau sih kalo itu ulah gue."

"OH JADI ITU ULAH LO, NA?!"

Deg.

Jantung Lana berdegup cepat saat aibnya dia bongkar sendiri. Dia menoleh ke belakang, ternyata di sana sudah ada Raka dan Aldo yang tengah menatapnya nyalang.

"DASAR CEWEK ULAR!" maki Aldo. "Gue bilangin Noel mampus lo!"

Mereka lalu berjalan menjauhi Lana, sontak saja kelas menjadi hening dan memusatkan perhatian pada Lana, Aldo dan Raka. Lana juga langsung berdiri dan berjalan cepat menyusul Raka dan Aldo.

"Rak, Do, gue bisa jelasin," kata Lana dengan panik.

Hatinya menjadi tidak karuan karena tidak dapat di pungkiri kalau dia memang takut pada Noel.

"El!

"Noel!"

"Tunggu, gue bisa jelasin semuanya," cegah Lana sambil terus berusaha menggapai lengan Raka dan Aldo.

Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang