"Mampus, mampus!" gerutu Freya sambil berlari begitu turun dari taksi.
Di lihatnya gerbang sekolah sudah di tutup, gawat! Bagaimana ini?
Ini semua gara-gara Freya begadang menonton film koriya secara maraton. Dia saja baru bisa tidur pukul tiga pagi, padahal pukul sepuluh saja Freya sudah ngantuk tapi rasa penasaran pada filmnya begitu menyiksanya. Jadi daripada susah tidur karena masih teringat adegan selanjutnya lebih baik Freya begadang saja. Naas, sekarang Freya malah kesiangan.
Ini semua gara-gara Citra yang mencekoki Freya dengan film koriya, alhasil Freya jadi ketagihan.
Freya menggoyang-goyangkan gerbang sekolah dengan brutal, tapi percuma karena sudah terpasang gembok dan tidak ada satpam sekolah di sana.
"Pa Agus, buka gerbangnya dong," teriak Freya.
Hening. Tidak ada jawaban di sana.
"Pak Agus oh pa Agus."
Ah! Bagaimana ini?
Freya lalu menelfon Citra tapi tidak diangkat.
"Bapak bukain gerbangnya," lirih Freya sambil menempelkan pipinya ke gerbang.
Freya kembali menggoyang-goyangkan gerbangnya berharap ada satpam yang datang.
"Bapak, Frey sogok pake rokok deh. Bapak suka rokok apa?" teriak Freya.
Iya, Freya harus mengajak pak Agus bernegosiasi, siapa tahu pak Agus bakal luluh 'kan?
"Sama kopi deh, atau mau Starbuck? Dih tapi jauh deng, Frey males."
Masing hening.
"Astagfirullah, bapak tahu gak hukumannya buat satpam sekolah yang gak mau ngebukain gerbang buat murid yang kesiangan?" kata Freya dengan nada so serius. "Pak Agus nanti mati tersedak pelg becak. Emang bapak mau?!"
Astaga! Freya sudah mengeluarkan jurus-jurusnya tapi masih tidak ada jawaban. Jangankan mendengar suara pak Agus, mendengar suara kentut pak Agus saja tidak.
"Mami, Frey kesiangaaaann…," rengek Freya.
Dari belokan dekat sekolah, ada seorang cowok yang memakai motor ninja berwarna merah hitam sedang melaju dengan cepat.
Motornya terus menyalip kendaraan lain, tak peduli kalau dia terus di beri klakson.
Setelah menjadi pembalap yang tak pernah balap, dia akhirnya sampai di depan gerbang.
Sial! Ternyata gerbang sudah di tutup. Wajar juga sih, dia sudah telat dua puluh menit.
Si cowok tadi melepas helmnya, dilihatnya ada seorang cewek memakai baju seragam yang sama dengannya.
Mendengar suara motor besar yang berada di belakangnya, Freya segera menoleh.
Mata yang sendu itu berubah jadi binar bahagia, bibir yang mengerucut itu berubah menjadi sebuah lengkungan membentuk senyuman.
Freya senang, tidak sia-sia ternyata dia kesiangan.
Anjir, Freya! Double kill ini mah. Batin Noel.
"Pacar Frey kesiangan juga?" Freya lalu melangkah mendekati Noel yang masih duduk di jok motornya.
"Hm."
"Kok bisa samaan gini sih? Jangan-jangan kita jodoh," ucap Freya malu-malu kucing dan memberikan tatapan maut berupa kedipan mata untuk Noel.
Noel hanya menghembuskan napas kasar. Kenapa harus Freya? Tidak adakah orang lain yang terlambat selain Freya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...