"Lo gak apa-apa kan balik sendirian, Frey?" kata Citra.
Freya yang tengah memasukan bukunya ke dalam tas langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap Citra dengan sendu.
"Emangnya Citcit mau kemana?"
"Gue ada urusan dulu Frey. Gak apa-apa, kan?"
Freya terdiam sejenak, otaknya sibuk menjelajah pada kejadian saat dia SMP. Dia sampai salah naik jurusan dan entah terdampar di mana. Saat itu dia hanya bisa menelfon Citra sambil menangis, beruntung Citra langsung datang menjemput Freya.
Meminta papinya untuk menjemput? Freya rasa itu takkan mungkin, papinya pasti akan sangat sibuk sekali hari ini.
Naik taksi? Ah tidak! Dia takut di culik, apalagi sekarang Freya tengah lucu-lucunya.
Nanti cerita ini yang ber-genre teenfic malah berganti jadi action.
"Terus Frey pulang sama siapa dong?"
"Hm bentar." Citra menaruh jari telunjuk di keningnya mencoba berpikir, siapa yang harus menjadi sopir Freya untuk saat ini.
Arlan?
"Ar!" teriak Citra sambil melambaikan tangannya ke bangku jajaran tengah.
Arlan yang tengah mengobrol dengan temannya langsung menoleh dan menghampiri Citra begitu Citra memberikan kode lewat tangannya, menyuruh Arlan agar segera menghampiri.
"Ada apaan?"
"Tolong dong anterin si Freya pulang, gue lagi ada perlu dulu nih. Penting banget, Ar," pinta Citra.
Freya langsung membelalakan kedua mata bulatnya. "Cih. Jadi Citcit pikir, Frey itu gak penting?!"
"Emang iya haha," goda Citra. "Eh serius, lo bisa anterin si Freya gak, Ar?" tanya Citra pada Arlan.
Tentu saja Arlan langsung mengangguk dan mengulas senyum bahagia.
"Oh oke, gue bisa kok," kata Arlan.
"Ih rumah Arlan sama rumah Frey 'kan gak se-arah," balas Freya.
Ah benar! Citra lupa dengan hal itu. Tapi setelah Citra pikir, Arlan pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Gak apa-apa, gue bakal tetep anterin lo, Frey."
Gotcha!
See? Bahkan Arlan langsung menyetujuinya.
"Arlan serius? Yaudah kalo gitu anterin Frey, nanti uang bensinnya Frey ganti."
Arlan dengan cepat menolak. "Ngapain lo harus ganti? Santai aja kali."
"Tapi Frey suka bayarin bensinnya Cit--"
Citra segera memberikan tatapan mematikan pada Freya karena telah membuka aibnya di depan Arlan.
"Tuh Arlan liat deh, Citcit kalo marah suka melototin Frey," keluh Freya pada Arlan.
Sial! Sifat menjanya bahkan terlihat sangat menggemaskan. Arlan takkan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini.
Bisa melihat Freya yang cantik dan lucu secara bersamaan. Mata hitam bulat yang selalu berbinar jika di berikan cokelat, pipi gembul yang putih itu mengembung kala Freya tengah kesal, rasanya ingin Arlan gigit saking gemasnya.
Bibir ranum nan mungil itu selalu tersenyum manis dan mengerucut saking kesalnya.
"Ar?"
"Arlan?"
"WOY!!"
Arlan langsung terkesiap dari fantasinya.
Sial! Apa Arlan ketahuan sedang memandangi Freya dengan terang-terangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...