Eheem jadi gini.
Kalian tentu tau aku seorang newbie. Aku tidak punya karya yang bisa di banggakan. Diksi dan cara penulisanku masih kurang maka dari itu aku masih belajar ilmu kepenulisan sampai sekarang.
Jika kalian tidak suka ceritaku, kalian bisa tinggalkan cerita ini sekalian hapus saja dari library. Kalau kalian gak suka diriku, boleh unfoll atau block saja sekalian.
Jika kalian masih berkenan membaca ceritaku, aku ucapkan banyak-banyak terimakasih karena telah meluangkan waktunya beberapa menit untuk membaca ceritaku ini.
Jika kalian punya kritik atau saran, kalian boleh komentar atau DM aku dan aku akan menerimanya dengan senang hati, dengan catatan harus memakai bahasa yang sopan.
Itu mudah, kan?
Lagi pula apa salahnya sih memberikan komentar dengan cara baik-baik?
Sedih akutuh bacanya sampe komennya aku hapusin lho :'(
Di situ, moodku langsung ancur!Kenapa aku bikin Author Note di awal?
BIAR KALIAN YANG GAK SUKA SAMA CERITAKU INI BISA LANGSUNG PERGI SEKARANG JUGA!
EMOSI BANGET AKU TUH! :(
Sekian.
______________________________________Freya berlari menuju wastafel dan menjepit hidungnya agar mimisannya berhenti.
Semenjak pulang sekolah, ini adalah mimisannya yang kedua kalinya.
Kepalanya benar-benar pusing dan dia juga merasa lemas. Setelah beberapa menit berdiri, dia membersihkan darah yang masih tersisa di sekitar hidungnya dengan air dan mengelapnya dengan tissu.
Dengan langkah gontai, dia menuju nakas dan mengambil tiga tablet obat dan meminumnya dalam sekali tenggak.
Sesudah selesai, dia merebahkan tubuhnya di kasur. Menaikkan selimut sampai ke dada.
Dia menatap kosong ke arah jendela. Tindakan bully yang di lakukan oleh murid di SMA Pelita itu sangat mengganggu pikirannya hingga akhirnya tubuhnya jadi drop.
Freya mengambil ponselnya di nakas. Dia membuka aplikasi whatsapps-nya.
Dia lalu meng-klik nama Noel yang ada di kolom chat-nya. Iya, mana mungkin Freya menghapus riwayat chat-nya bersama Noel, kan?
Kebanyakan memang chat dari Freya sementara Noel hanya membalas seadanya. Dia meng-scroll isi chatnya.
Sesekali dia tersenyum miris.Freya emang bodoh dan gak tahu diri. Batin Freya.
Freya jadi ingat saat Citra yang selalu mengatakan kalau Freya adalah bucin. Sepertinya itu benar.
Tak terasa air mata Freya keluar membasahi pipinya sampai mengenai bantal.
Sudah tahu ini akan sangat menyakitkan tapi kenapa Freya masih nekad membaca riwayat chat-nya?
Dia iseng membuka foto profil Noel.
Freya mengusap layar ponselnya dan air mata itu keluar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...