Menyebalkan.
Aira paling benci jadi pusat perhatian. Mama dan Papa benar-benar....
"Stop stare at me like that Ai," Mama berkata sambil mengibaskan rambutnya yang berwarna ungu muda. Siapa yang percaya jika ibu Aira sudah berumur 37 tahun?
"Kenapa kita pindah dari Jakarta Ma?"
"Papa ada kerjaan di Bandung. Karena ini kampung halaman nenek kamu jadi papa ambil aja," Papa disamping mama menjawab.
Aira mendengus. Tak menjawab. Membalas perkataan orang tua itu dosa
"Alea?" Aira bertanya lagi.
"Kakak kamu itu. Panggilnya pake kakak Ai," kata Mama.
"iya, kak Alea? Kapan pulang?"
"Lusa, nyelesein skripsi dia mah." jawab Papa.
Aira mengangguk-angguk, rambutnya yg berwarna coklat bergoyang-goyang.
Mama tersenyum, " Jangan cuek-cuek. Kamu udah cantik sekarang. Kalo kamu senyum pasti banyak temen kok Ai "
"Ai gak cuek kok. Mereka aja yang terlalu sibuk ngurusin hidup Ai,"
Papa dan mama saling memandang, memperhatikan anak bungsunya yang sibuk mengunyah roti.
"Iyaiya, ayo berangkat. Hari ini Rabu." Mama bergegas mengikat rambutnya jadi satu lalu mengambil tas di ruang keluarga.
"Kenapa kalo hari rabu by?" tanya papa bingung.
Aira memutar matanya, " Papa ih gak tau aja. Mama itu mau ada rapat sama Exo-L,"
"Hah?"
"Iya by, masak gak tau sih. Rabu itu rapat bareng Exo-L. Kamis Blink. Jumat Buddy. Sabtu Army. Minggu Carat." Mama menjawab.
Wajah papa yang ganteng melongo. Lupa kenyataan kalo istrinya memiliki dunia sendiri.
⭕️⭕️⭕️⭕️
Aira memasang headset begitu turun dari mobil diantar kedua orang tuanya.
Beberapa menit sebelum Ia keluar, mama dan papa asyik berdebat siapa duluan yang ngajak pacaran. Demi apa.
Salah apa Aira tuhan..
Masih pagi menurut Aira.
Sepertinya baru dia yang ada di sekolah hari ini bersama pak satpam dan anjing peliharaan sekolah.
Selama menunggu diprosesnya dokumen dokumen Aira untuk masuk ke sekolah ini, Papa sudah lebih dulu memberikan berkas terlengkap dan terbaru dari sekolah yang akan dia masuki.
Aira sudah menghapal seluruh lantai dan bangunan sekolah ini.
Jadi Aira dengan cepat menemukan kelasnya di lantai 3.
Sendirian. Gak enak memang. Tapi ada satu sepupu Aira di kelas yang sama dengan gadis itu. Namanya Anggar.
Bukan Aira yang meminta untuk satu kelas dengan Anggar. Papa sudah merencanakan semuanya. Anggar juga senang sekali mendengar sepupu nya memasuki sekolah yang sama dengan dirinya.
"Ai! Pagi banget datengnya," Anggar memasuki kelas dengan riang Menatap Aira yang sudah duduk di bangkunya dengan headset terpasang di telinga, satu tangannya diangkat ke atas mengajak high five.
Aira berdiri dan melangkah pergi," Jangan alay deh gar,"
Anggar cemberut lalu segera meletakkan tasnya di sebelah bangku Aira, "Apaan sih? Gue kan seneng lo sekolah disini,"
Aira bungkam sambil terus berjalan ke tangga. Bermaksud untuk pergi ke kantin.
"Ai ih. Dengerin gue coba," Anggar merayu Aira.
Aira melirik Anggar dengan alis naik satu, "Apaan?"
Anggar tersenyum, "Lo mau ikut ekskul apa? Mumpung masih pembukaan. Gue bisa anterin lo ke eskul mana aja,"
"Ogah,"
"Ih Ai. Gak boleh gitu... Ikut satu aja ya?"
"Gak mau gar,"
Anggar tertawa,"Jangan jutek-jutek banget neng. Gue pilihin deh."
Aira menengok ke sampingnya, Anggar terlihat berpikir.
Anggar menjetikkan jarinya,"Gimana kalo fotografi aja?"
Aira mendelik,"ogah,"
Gadis itu menjawab sambil memesan sandwich dan teh hangat di salah satu kios."Modelling?"
"Gak ah,"
"Cooking cooking?"
"Nope,"
"Pencinta Alam?"
"Gar, plis deh,"
"Musik deh musik?"
"Sumbang,"
"Terus apa dong?"
Aira mendengus, lalu duduk di salah satu bangku kantin setelah membawa pesanannya. Sepi.
Anggar berpikir lagi, "Silat?" Aira menggeleng tanda tak setuju.
"Terus apa dong? Jurnalistik aja deh. Lo kan suka baca buku,"
Aira mengkerut, mulutnya penuh makanan.
Anggar tertawa keras. Wajah Aira saat ini bisa disamakan dengan hamster milik Amara, pacar Anggar.
Aira buru-buru meneguk teh hangatnya, menyadari sudah kelepasan melepas ekspresi terlalu banyak di depan sepupunya.
"Paan sih lo? Ketawa ngakak kayak apa aja, keselek gue nih," keluh Aira sambil memukul- mukul lengan Anggar.
"Gar?" sebuah suara menginterupsi kegiatan Aira dan Anggar.
Aira mendongak, menemukan seorang gadis berparas manis dengan kulit cerah dan rambut sebahu, ditambah lesung pipi di pipi kanannya yang dalam. Manis sekali. Tubuhnya juga ramping bak model. Aira seketika minder melihat tinggi badan gadis itu.
"Mara tayang? Ulu uluuu, sini duduk depan Anggar," Anggar jadi Alay.
Aira melihat perubahan wajah Anggar dengan wajah jijik.
"Amara, nama kamu?" Amara mengulurkan tangannya di depan Aira.
Dengan ragu, Aira membalas sapaan dari Amara,"Aira,sepupu Anggar. Jadi jangan salah paham ya,"Amara tergelak hingga matanya menjadi sebuah lekukan, "Nggak kok nggak. Anggar udah cerita kalo ada sepupunya yang terkenal introvert bakal sekolah disini,"
Aira mendengus lagi, Anggar aneh-aneh ih kalo ngenalin.
Anggar terkekeh melihat wajah Aira," Jadi ikut ekskul apa Ai?"
Aira mengangkat bahu," Gak tau,"
"Kenapa? Belum nemu ekskul Aira?" tanya Amara sambil melihat-lihat menu makanan, bertujuan untuk memesan.
"Belum, dia plin-plan cintaaa,"
Amara merengut mendengar panggilan Anggar. Cinta adalah nama panggilan yang sama sekali tidak ia sukai.
"Banyak kok ekskul disini Ai, pikir-pikir aja dulu. Baru milih," saran Amara. Ia beranjak berdiri untuk memesan makanan. Aira menatap punggung Amara yang menjauh dengan kagum. Dapet darimana coba si tengil ini cewek kayak Amara.
"Dance aja gimana?" tanya Aira. "Disini ada?"
Anggar mengangguk penuh semangat,"Ada kok ada. Alhamdulillah kalo lo mau milih satu ekskul,"
"Kenapa?" tanya Aira heran sambil menghabiskan sandwichnya.
Anggar berkata," Nanti gue mau dibeliin lego terbaru kalo berhasil masukin lo ke salah satu ekskul disini. Tante Adin bilang lo gak pernah ikut organisasi apa-apa,"
Aira langsung mencubit sekujur tubuh Anggar tanpa menyadari kantin mulai ramai.
TBC
Wait for the next chapter.
Don't forget to click the star.😇😇
27 November 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Подростковая литература"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...