.
.
.
"Gimana? Udah enakan?" Tanya Aira sambil mengecek suhu badan Ken dengan tangan kanannya."Iya, udah," Jawab Cowok itu. Aira sama sekali tak memperbolehkan Ken main hp kecuali ada sesuatu yang penting.
Aira mendesah, "Kamu itu ya, disuruh makan teratur gak mau, tidur yang bener gak mau, berenti main game terus gak mau. Maunya apa?"
Ken terkekeh, mengusap rambut Aira pelan. "Jangan ngambek terus, aku minta maaf,"
"Minta maaf terus kerjaannya. Tapi, diulangin,"
"Iyaaaa, kali ini aku beneran minta maaf dari hati," Kata Ken sambil menuntun tangan Aira menuju dadanya yang langsung ditarik Aira kesal.
"Udah, sekarang kamu pulang. Bunda dateng semalem denger anaknya sakit,"
Ken terbelalak, "Beneran? Kamu gak bohong kan?"
"Ngapain aku bohong, gak ada untungnya bohong ke kamu." Jawab Aira, "Sana siap-siap. Aku anterin pulang sama Pak Man,"
Ken tergopoh-gopoh menuju kamar mandi tamu, tak menjawab perkataan Aira sama sekali.
.
.
."Aku mau kita putus," Ken langsung mengatakan apa yang sedari tadi ia tahan.
Aira menoleh, berhenti mengaduk minuman yang tersaji di hadapannya, "Apa?"
"Gausah sok gak denger. Aku mau kita putus," Ulang Ken, ucapannya terdengar kejam di telinga Aira.
"Wait, What. Are you kidding me?" Aira kembali menyeruput milkshakenya.
"No, i'm not. Why you think i was kidding?" Balas Ken, matanya menghindari manik mata Aira yang sudah menatapnya lagi.
"Kenapa?"
Ken memutar bola matanya, "Masak aku harus jelasin gitu? Gak penting juga,"
"Gak penting? Kamu ngajak aku ketemuan di pinggiran kota ini, di cafe pertama kali kamu nembak aku cuma mau bilang--- putus?" Tanya Aira pelan. Matanya menyiratkan kekecewaan.
"Iya," balas Ken pendek.
"Bullshit, Jelasin sekarang, ada apa?," Aira bertanya lagi, ponsel ia sedikit banting di atas meja.
Ken mendengus, "Udah? Gitu aja respon kamu?"
"Ya,Kamu mau aku gimana?" Bentak Aira, tubuhnya berputar sepenuhnya menghadap Ken.
Ken menggigit bibirnya, "Ya nanya kek, kenapa aku bilang kayak barusan,"
"Are you deaf? Aku nanya barusan," Aira menaikkan nada suaranya.
"Gak penting alasannya apa," Ken berubah pikiran.
"Kamu bercanda ya? Aku udah nanya dan kamu jawab alasannya gak penting? Kamu mau kita putus kan? Fine, Kita putus," Setelah mengucapkan itu, Aira berjalan ke luar cafe dan masuk kedalam mobil. Menyisakan Ken yang terdiam sebentar.
Suara pintu mobil terbuka memaksa Aira menghapus air matanya dengan kasar.
"By, maafin aku." Kata Ken pelan, tangannya mencoba memegang lengan Aira yang langsung ditepis kasar.
"Maaf apa sih? Kamu kira kata maaf itu bisa jelasin semua?" Bisik Aira, gadis itu tahu hatinya sudah retak. Aira mencoba menjaga tone suaranya tetap tenang. "Sekarang gausah ngomong apa-apa, aku mau pulang,"
"Tapi---"
"Kamu denger kan aku bilang apa? Aku mau pulang," Aira tak tahan lagi, air mata kembali jatuh ke pipinya yang memerah.
Ken menghembuskan nafas, tak bisa berpikir jernih lagi.
"Aira," panggil Ken.
Si gadis tak menjawab, membuat Ken harus memberhentikan mobilnya.
"Ngapain berenti?" Tanya Aira tajam.
Ken membuka seatbeltnya, dan mendekatkan tubuhnya ke Aira. "Kamu dipanggil ga jawab, seatbeltnya dipasang,"
"Gak usah sok peduli lagi, kita bukan apa-apa sekarang," Balas Aira tajam, memilih memandangi pemandangan di luar jendela. Ken menghela nafas pasrah.
Perjalanan pulang terasa sangat panjang bagi Aira, Ken membiarkan gadis-nya tetap berpikir sendirian tanpa berusaha menjelaskan.
Aira segera turun sambil membanting pintu mobil ketika Ken memberhentikan mobilnya di depan rumah Aira.
"Ai, ai, tunggu dulu," Ken berusaha mengejar Aira yang malah berjalan semakin kencang.
"By, Baby, plis tunggu dulu," Aira menyapa bibi dengan mata memerah, siap menumpahkan air mata yang sedari tadi dia tahan. Yang Aira mau sekarang hanya mandi dan tertidur lama.
Aira juga tak menggubris mamanya yang ikut bertanya ada apa, menaiki tangga untuk segera mencapai lantai dua. Begitu membuka pintu kamar, Aira segera mencari saklar lampu karena cahaya remang-remang yang membuat matanya hampir tak bisa melihat apa-apa.
"Happy Anniversary By," Aira berbalik dengan wajah kusut, menatap Ken yang tertawa lebar sambil menggenggam sebuket bunga baby breath.
"Apa ini?" Aira kesel setengah mati.
Ken terkekeh, berjalan mendekati gadis-nya. "Kejutan dong. Kamu kira apa?"
"Kejutan?" wajah Aira kembali memerah, membuat Ken panik.
"Jangan nangis dong, tadi aku tu cuma bercanda. " Ken menyibak rambut Aira yang panjang.
Aira sesegukan, "Kamu---- kamu gak tau rasanya," Ken tersenyum kecil, menghapus air mata Aira yang kembali turun dengan tangan besarnya.
"Itu artinya kamu sayang aku kan?"
Aira mendongak, "Aku benci kamu,"
Ken tertawa, "Gih, terima bunganya. Pegel aku pegangnya," Aira mengambil bunga kesukaannya itu dari tangan Ken kesal. Tangan satunya menghapus jejak-jejak air mata yang tersisa.
"Peluk?" tanya Aira pelan, berusaha menunduk dan menghindari mata Ken.
Ken tak menjawab, hanya langsung membawa Aira ke dalam pelukannya.
"Happy anniversary By," bisik Ken, "Jangan nangis tolong, i'm just kidding,"
"It hurts me a lot,"
"Aku tau, " Ken melepaskan pelukannya tapi tetap membiarkan Aira berada dekat dengannya. "Maaf, aku janji gak bakal ngulangin itu,"
"Janji?"
Ken memeluk Aira lagi, kali ini lebih erat. Sebesar apapun masalahnya, Ken tetap ingin bersama Aira. "Janji,"
"Makasih udah mau tetep sama aku apapun yang terjadi," bisik Aira.
"Makasih kembali karena kamu udah buka hati buat aku," balas Ken sambil mengacak rambut Aira.
"Kita happy ending kan?" tanya Aira lagi.
Ken menggeleng, "Happy ending? Ini baru permulaan By, endingnya nanti,"
"Nanti kapan?" Aira mencubit pelan hidung Ken gemas.
"Nanti waktu kita jadi nenek-kakek main-main sama Cucu di rumah pinggir pantai," goda Ken.
Aira mengangguk, "I hope so,"
"Aku sayang kamu Ai,"
"Cuma sayang aja?" Goda Aira pelan.
"Perasaanku gak bisa dideskripsikan cuma pake satu kata itu,"
"I know it,"
"Kamu gak mau jawab?"
"Aku sayang kamu lebih dari yang kamu tau,"
"Cuma sayang aja?" tiru Ken sambil menaik-turunkan alisnya.
"Kamu tau jawabanku," Aira memeluk Ken erat lagi.
"Okeoke, I Love You Ai,"
"I love me too," Balas Aira.
"Romantis dikit dong Ai,"
"Iyaiya, I love you tooo,"
.
.
.Ending🙂
![](https://img.wattpad.com/cover/167539985-288-k813051.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Teen Fiction"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...