"What's the point Ai?" tanya Anggar, ia berdiri di samping pintu yang terbuka, menatap Aira yang terduduk di atas ranjangnya dengan Ken di sampingnya.
"Nothing, i'm fine Gar," jawab Aira lemah, seluruh tubuhnya terasa ngilu. Dokter baru saja pulang, meninggalkan banyak nasehat untuk Aira.
Ken menghela nafas, "Ada beberapa orang aja Mika berani nyakitin kamu, gimana kalo gak ada orang sama sekali? Kamu bisa terluka lebih parah daripada ini,"
Anggar mengangguk, "Bener kata Ken, apalagi dia tergila-gila sama lo Ken. Mika diapain sih sama Lo sampe dia bertekuk lutut begitu?"
"Gue gak ngapa-ngapain dia, suer. Dia cuma nemenin gue selama Aira koma, " balas Ken, mata cowok itu mendelik kepada Anggar.
Anggar membuat gestur tak percaya, "Mungkin Lo udah berbuat suatu hal yang buat dia jatuh cinta bego," Aira mendengus kecil, hampir tak terdengar keduanya.
"Dibilangin gue gak ngapa-ngapain juga. Percaya kek, Ai jangan dengerin omongan Anggar. Aku sama sekali gak ngapa-ngapain tu nenek Lampir," Ken mengalihkan pandangannya kepada Aira yang memanyunkan sedikit bibirnya.
"Inget-inget lagi coba. Kali aja waktu gak ada orang Aira dicelakai lebih dari ini. Itu karena nenek lampir cinta mati sama lo,"
Ken mengacak-acak rambutnya yang semakin berantakan, Aira dengan lembut merapikan rambut Ken yang tebal dan berwarna kecoklatan.
"Oh, mungkin karena gue bayarin dia di apotek waktu gue pertama kali ketemu," ucap Ken kemudian.
Anggar berlagak seolah-olah berpikir keras, "Ken, apa mungkin kita harus nyewa bodyguard buat Aira?" Aira menyerah, kedua cowok di depannya ini sudah terlalu banyak kecanduan game sehingga imajinasi mereka terlalu hebat.
"Udah deh, jangan mikir yang nggak-nggak lagi. Mendingan kalian berdua pulang karena saya mau tidur,"Usir Aira dengan kedua tangannya. Ia berjalan sambil menyeret Ken dan Anggar keluar kamarnya.
"Tapi----" ucapan kedua cowok itu terpotong dengan bantingan keras pintu kamar Aira.
"Lo sih, pake gak tau kenapa Mika suka lo," kata Anggar menyalahkan Ken.
Ken menoleh, "Lo yang maksa-maksa gue. Aira jadi cemburu kan!"
"Eh, tapi Ken. rencana gue yang mau nyewa bodyguard itu serius," kata Anggar lagi.
Ken tersenyum tipis, "Gue bodyguard Aira berarti Lo harus bayar gue," Anggar mencekik leher Ken dengan lengannya pelan.
"Pulang lo, jijik gue liat muka mulus lo," cela Anggar sambil menyeret Ken dengan lengannya.
"Bau bego, Lo gak mandi berapa hari?"
"Dua minggu, mau apa Lo?"
.
.
."Jalan?" tanya Ken ketika melihat Aira sudah berjalan turun dari lantai dua.
Aira menyapa Amara dan Anggar di ruang makan, "Double date?"
Amara dan Anggar sontak mengangguk bersamaan, Ken memasang muka kesal. Bibirnya dimajukan beberapa senti membuat Aira tak tahan untuk menepuk pelan bibir ken dengan punggung tangannya.
"Bibirnya! Ngapain kayak gitu?" omel Aira, Ken mengelus rambut Aira yang tergerai.
Amara menggandeng tangan Anggar, "Yuk, berangkat. pertama-tama kita nonton film dulu,"
Ken menggandeng tangan Aira dan mengajaknya berjalan menuju mobil.
"Dalam rangka apa kalian nraktir gue sama Ken?" Tanya Aira, jari telunjuknnya memainkan embun di kaca mobil. Sudah sejak subuh, gerimis turun. membasahi tanah yang sekarang menguarkan aroma khas. sebenernya, Aira lebih milih tetep dikamarnya yang hangat, nonton drama, dan meminum secangkir coklat panas kesukaannya.
Tapi, Ken sudah berusaha untuk membuat Aira luluh dan pergi bersama mereka berempat.
"Dalam rangka kesembuhan lo Ai, anggep aja lo bayar sendiri," Jawab Amara.
.
.
TbcKerasa pendek banget.😐
![](https://img.wattpad.com/cover/167539985-288-k813051.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Novela Juvenil"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...