Anggar langsung duduk ketika dia tiba di kelasnya. Lelaki itu merasa lapar,"Ai, Ai," Anggar mencolek bahu Aira yang duduk di sebelahnya, sedang mendengar musik lewat earphone ditambah novel baru di tangannya.Anggar sedikit kesal melihat Aira secuek ini,"Aira!"
Aira mendongak, melepas satu headsetnya dan menutup buku novelnya. Satu alis Aira naik sedikit, mengkerut.
"Apaan?"
"Kantin, gue laper," Ucap Anggar langsung ketika perhatian Aira sudah terfokus padanya.
Aira memutar bola mata,"Ogah,"
"Ayo, dong Aira, gue laper banget. Belum sarapan,"
"Gak,"
"Kejem banget lo,"
"Amara mana?"
"Belum dateng, gue laper banget."
"Gak, sendiri aja sono,"
"Allahuakbar Ai, sabar gue sabar." Gerutu Anggar. Aira melirik Anggar sedikit. Anggar mengeluarkan jurus andalannya, bersikap imut.
"Stop it Anggar, it look disgusting," Aira berpura-pura muntah.
Anggar tak berhenti di situ, dia tetap mencoba bersikap imut sambil menepuk nepuk pipi Aira sampai Aira menyerah.
"Fine, fine. Gue baca tadi di grup kelas, hari ini jamkos soalnya kakel ada simulasi," Ucap Aira. Tangannya menggulung rambut coklatnya keatas. Kacamata bundar kembali membingkai wajah cantiknya.
Anggar berbinar-binar, dia dari kemaren emang pengen makan bubur ayam cak maman.
.
.
.Aira membawa ikut serta novelnya ke kantin untuk menemani Anggar. Sekarang cowok itu sedang memesan sarapannya sendiri dan teh hangat untuk Aira.
Hiruk pikuk kantin tidak mengganggu konsentrasi Aira untuk fokus kepada novelnya, sampai seseorang duduk di depannya sambil membawa nasi pecel.
Aira mendongak, mendapati Ken sedang menatapnya dengan senyum khas lima jari, membuat beberapa anak cewek di sekitar mereka hampir menjerit.
"Ngapain lo?" Tanya Aira judes. Dia menutup buku novelnya lagi.
Ken menunjuk sarapannya, " Makan,"
"Ya gue tau itu. Maksud gue, ngapain lo duduk disini ?"
"Tempat duduk pada penuh, cuma lo sendirian," Jawab Ken sambil menyendok nasinya.
Aira menatap sekeliling,"sepi kayak gini lo bilang penuh?"
"Lah, lo gak tau aja. Pada penuh dengan makhluk halus,"
Aira mendelik, "Lagupula gue gak sendirian, ada Anggar,"
"Tadi Anggar keluar kantin tuh, katanya nyamperin Amara di gerbang depan,"
Aira mengecek hpnya ketika Ken bilang begitu, dan benar saja ada 3 pesan dari Anggar.
'Anggar sialan,'
"Kalo gitu, gue balik dulu ke kelas," Ujar Aira sambil berdiri.
"Teh anget lo gak mau diminum?" Tanya Ken lagi.
Aira menyadari ada segelas teh hangat dan bubur ayam milik anggar di samping makaannan Ken. Mama selalu bilang jangan buang-buang makanan. Apalagi Alea, kakaknya itu akan sangat marah ketika Aira membuang-buang makanan.
Aira duduk lagi di bangku kantin. Membiarkan Ken makan lagi.
"Lo belum sarapan emang?" Aira bertanya sambil menopang dagu.
Ken tersedak, buru-buru Aira memberi sebotol air mineral untuk Ken minum.
"Udah sebenernya," Jawab Ken. Wajahnya memerah, Aira kasihan melihatnya.
"Nafas dulu," Balas Aira. Tangan kanannya membetulkan kacamata. "Terus kenapa lo makan lagi?"
"Karena liat lo sendirian habis ditinggal Anggar, jadi gue buru-buru beli pecel," Frontal sekali, Aira mendengus. Apa Ken berusaha gombal?menggelikan.
"Gue gak maksud gombal, lo nya aja yang baperan," Sahut ken. Aira tergelak, mencairkan suasana.
"Sorry banget, tapi gue gak suka lo dan lo jangan sampe suka gue," Simple memang, tapi cukup banyak membuat Ken kehilangan pasokan udara.
"Kenapa?" Suara Ken tertahan, wajahnya kusut sekali. Dia membiarkan nasi pecelnya yang hanya tinggal beberapa sendok tak tersentuh.
Aira menyadari perubahan wajah Ken,"Jangan sampe hal itu terjadi Ken, gue gak bakal bisa,"
"Lo takut ke suatu hal yang udah lama gak ada," Sahut Ken.
Aira mendengus lagi, kesal."walaupun gak ada, gue tetep ngerasa dia ngikutin gue,"
"Ketakutan lo itu gak nyata,"
"Gue ngerti itu, tapi gue bener-bener gak bisa."
"Gue usahain buat hal itu,"
"Lo ngeusahain hal yang gak bakal berhasil,"
"Kenapa lo pesimis?"
"Gue gak bisa suka sama orang buat saat ini, gue juga takut kalo sampe orang suka sama gue," Suara Aira berbisik.
"Takut kalo ada orang suka sama lo? Lo aja cantik Ra, gimana bisa ada orang gak suka sama orang?"
Aira bergeming, ekspresinya tak terbaca. Ken juga terdiam, lalu tiba-tiba Anggar datang bersama Amara.
Anggar langsung duduk di sebelah Ken, sedangkan pacarnya duduk disebelah Aira."Kenapa ini? Kok gak enak suasananya," Ujar Amara.
Ken masih menatap Aira tajam, Aira hanya menggeleng lemah, berusaha membuat Ken paham.
"Sialan lo Gar," Gerutu Aira. "Mentang-mentang Amara dateng, lo ninggalin gue gitu aja,"
Anggar tertawa keras,"Maaf maaf, gue nganggep lo babu soalnya,"
"Kurang ajar, Amara... Anggar ngelamak sama gue," Aira bergelayut di lengan Amara yang langsung di hempaskan Amara lembut.
"Astajim, dua-duanya kurang ajar sekali ya, gue gak kenal kalian," Ken menatap Aira kesal..
.
.
.Tbc
😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Teen Fiction"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...