.
.
.
Aira berdiri di depan mading yang baru saja di tinggalkan siswa-siswi kelas 11. Anggar berdiri di sampingnya."Gimana? Seru kan? Lo bisa minta bantuan Amara," Anggar bertanya dengan mata berbinar. Aira tak menjawab, dia malah berjalan menuju kantin untuk makan siang.
Anggar mendesah kesal," Ai, tungguin gue,"
Aira tetap berjalan, sedikit membetulkan letak kacamata yang melorot.
"Gak tertarik," Jawab gadis itu."Gue tau lo jarang ikut beginian, tapi ini acara perpisahan kakak kelas lo Ai. Cuma kelas 11 sama 12 yang diperbolehkan,"
"Bukan jarang, tapi emang gak pernah. Acara gak bermutu gitu, masak gue pake gaun sama dandan tebel-tebel, mendingan gue gelungan selimut di kamar sambil nonton twilight," Kata Aira pelan.
"Makanya itu, karena lo gak pernah ikut kayak gitu, dicoba dulu, "bujuk Anggar.
Kini mereka sudah berdiri ngantri untuk membeli nasi soto. Menu favorit Aira dan Anggar di kantin ini hanya Pecel Lele dan Nasi Soto. Selebihnya mereka jarang makan apapun.
" Plis gar, lo tau sendiri gue gak suka keramaian," Aira lebih dulu berjalan meninggalkan Anggar dengan semangkuk soto di tangannya.
Aira duduk di bangku dekat lapangan, tempat kesukaan Anggar dan Amara kalo hanya makan berdua.
Beberapa menit kemudian, Anggar mengikuti sambil membawa 2 botol aqua yang diapit lengan kirinya."Amara janji gak bakal ngepermak lo aneh-aneh, kita buat persekutuan aja gimana?" Tanya Anggar sambil menaik turunkan alisnya.
"Perjanjian kali, apaan pake persekutuan. Kita bukan mau perang Gar," Kata Aira sambil membuka tutup botol.
"Iya, itu maksud gue. Gini, kan acaranya 4 jam, dari jam 4 sore sampe jam 8 malem, kalo lo dateng selama 2 jam aja, gue makan recheese level 2," Ucap Anggar.
Aira terpaku, gadis itu tau benar Anggar gak suka makan pedas.
"2 jam? Lo mau gue mati berdiri apa gimana?" Tanya Aira sewot.
"Itu udah 50 persen dari jam sebenarnya lo Ai,"
"Okeoke, satu setengah jam aja, tapi harus recheese level 4,"
Anggar terlihat menelan ludahnya sendiri, Aira masih menampakkan wajah datar.
"Jadi gimana? Gue orangnya gak suka nunggu lama," Ucap Aira pelan.
Anggar mengangguk mantap,"Oke! Siapa takut?"
"Gue yang takut lo masuk rumah sakit gara-gara perjanjian bego ini,"
Anggar menoyor kepala Aira pelan,"Omongan adalah do'a. Deal kan?"
"Deal," Aira menyanggupi.
Anggar lalu beralih pada handphonenya, selang beberapa menit, Amara datang dengan segelas jus alpukat.
Amara meminum jusnya,"Jadi gimana? Kapan kita nyari baju buat Aira?"
"Nanti, pulang sekolah. Gue udah telpon pak Man," Jawab Anggar. Tangannya meminta jus milik Amara.
Aira hanya bisa berdoa dalam hati, semoga apa yang dia setujui tidak berdampak buruk.
.
.
."Makan dulu aja gimana? Udah mau jam 7 ini, lagipula kita udah dapet 3 dress," Bujuk Aira. Anggar ikut mengangguk, ia akui dia juga lelah setengah mati mengikuti Amara.
"Oke deh, makan dulu, Anggar pergi ke Warung Depan. pesen makanan buat bertiga. Gue sama Aira mau ke toko itu bentar," Amara menunjuk toko di sudut Mall yang tampak terawat dan bergaya vintage.
Ketika kedua gadis itu memasuki toko itu, dan Aira langsung jatuh hati pada gaun brokat berwarna merah muda bergaya off-shoulder di atas lutut.
"Ini bagus, gue mau yang ini," Aira memegang gaun itu.
"Lo gak mau liat-liat dulu? Disini gaya pedesaan semua lo. Bagus-bagus," Amara membujuk Aira untuk melihat-lihat, tapi Aira menggeleng.
"Nggak, gue mau yang ini,"
Amara tertawa kecil,"Okedeh, gue juga paling suka yang ini,"
Amara berjalan menuju kasir untuk membayar gaun yang dipilih Amara.
Sepanjang perjalanan mereka dari awal mencari gaun hinggan mereka makan, Aira sama sekali tidak menyadari keberadaan Ken yang mengikuti tak jauh dibelakangnya.
.
.
.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Fiksi Remaja"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...