Buku 10

1K 77 0
                                        

Sejak hari dimana Aira menolak Ken secara terang-terangan, Ken tampak menghindari gadis itu. Dia sudah tidak tampak lagi dimana-mana.

Hari ini sudah minggu lagi, Aira menghela nafas. Hari ini rencananya ekskul fotografi ada hunting ke Taman Hutan Wisata Jaya Girilembang, ketua eskulnya sendiri, Devon yang memilih tempat.

Mereka juga akan pergi menggunakan bus mini sekolah karena anggotanya hanya berjumlah 7 orang, 8 dengan Aira.

Aira mematut dirinya dikaca lagi, ia memilih memadukan blue jeans dan simple t-shirt berwarna putih dengan luaran oversized sweater warna mustard. Rambut Aira diikat ponytail gaya yunani.

"Kamera siap, sepatu siap, Aira juga siap," Ujar Aira pada dirinya sendiri. ia sudah siap dan turun dari kamarnya menuju halaman depan ketika Alea memanggilnya.

"Aira! Makan dulu!" Teriak Alea karena Aira tidak melihatnya. Aira terlonjak kaget mendengar suara kakaknya.

"Kapan dateng kak? Skripsinya udah beres?" Tanya Aira ketika melihat Alea menyiapkan roti dengan selai nanas kesukaannya.

"Udah dong, tinggal wisuda habis itu kerja ," Jawab Alea sambil mengibaskan rambutnya yang berwarna kemerahan."Makan dulu, kamu mau kemana?" Alea balik bertanya.

"Aira ada hunting foto ke Taman Wisata Girilembang,"

"Agak jauh ya, kamu ikut ekskul fotografi disuruh siapa?" Alea duduk berhadapan dengan Aira.

"Mama,"

"Udah kakak duga, kebiasaan deh mama," Balas Alea, agak kesal. Alea tau Aira mau masuk ekskul dance tapi dilarang sama mama.

"Gak papa lah kak, sekalian nyari pengalaman," Ujar Aira sambil mengunyah.

Alea berpikir lagi,"Okedeh,kakak jadi punya ide ngasih hadiah apa ke kamu,"

"Aira gak minta hadiah kak, ulang taunnya juga masih 2 minggu lagi," Aira mencegah kakaknya berpikir aneh-aneh.

Ulang tahun Aira tahun lalu, Alea membelikan adiknya itu laptop dengan tabungannya sendiri, sudah harganya sama seperti harga sepeda motor. 2 tahun yang lalu malah Alea membelikan Aira boneka Kuma berukuran jumbo yang cukup menguras kantong.
Sampai saat ini, Boneka itu masih menjadi boneka tersayangnya. Kuma bahkan diletakkan di kasurnya dibedakan dengan banyak boneka lain di karpet bawah.

"Iyaiya, kamu tenang aja, dah sana berangkat sama pak Man, kakak gak bisa nganter soalnya mau ada janjian,"

"Iya kak, Aira berangkat dulu, dahh," Aira menyalimi tangan Alea lalu berlari kecil keluar.

"Palingan kakak mau beliin kamu Kamera terbaru dek," Alea tergelak sendiri melihat gaya lari Aira.
.
.
.
.

"Telat 2 menit," Ucap Devon ketika melihat Aira datang. Garis wajah cowok itu keras.

Aira melirik jam tangannya, baru ada 4 orang disini ditambah dirinya.

"Maaf, macet tadi,"

"Jangan alesan, skot-jam 5 kali sekarang," Devon memberi perintah.

Aira segera melakukan apa yang disuruh, ia masih junior disini.

"Bagus, lain kali bangun lebih pagi," Kata Devon sambil melangkah agak jauh dari bus. Tangan cowok itu menekan nomor di handphonenya lalu sibuk berbicara.

Aira masuk ke dalam bus dan memilih baris ketiga dari belakang dekat jendela. Karena anggotanya cuma 8 orang jadi anggota klub bebas memilih tempat duduk yang mana saja.

Aira lalu menyumpal telinganya dengan headset dan mendengarkan lagu-lagu milik Billie Eilish. Gadis itu menatap ke luar, Devon sudah berdiri di samping bus, menunggu anggota lain datang untuk menghukum mereka.

Tak lama kemudian, gadis itu tertidur lelap.
.
.
.
.

Aira membuka matanya ketika merasa bus bergerak pelan, sambil menguap, Aira melirik sekitar lalu terkaget ketika melihat Ken memainkan hp di sebelahnya.

"Kenapa lo ada disini?" Tanya Aira.

Ken melirik Aira,"Udah bangun lo ternyata,"

"Ngapain lo disini?" Aira gencar bertanya.

"Gue anggota klub ini juga," Jawab Ken. Matanya kembali menatap layar handphone.

"Sejak kapan?"

"Tadi pagi,"

"Dan kenapa lo duduk disini, masih banyak yang kosong,

" Serah gue dong," Balas Ken sambil membuka jaket denimnya, menunjukkan t-shirt hitam polos yang membentuk tubuhnya.

Aira memalingkan wajah, dadanya terasa sesak. Bukan apa-apa. Aira merasa terganggu.

"Pergi aja deh sana,"

"Kok lo ngusir gue? " Ken bertanya.

Aira memutar matanya, "pusing gue kalo duduk sama lo,"

Tangan Ken bergerak menuju bagian samping kepala Aira dan membawa kepala gadis itu ke bahunya.

"Mendingan tidur aja deh, daripada lo pusing," Kata Ken santai, lalu tangannya kembali sibuk memainkan hp.

Aira membatu, tak berani bergerak.

.
.
.

Tbc

Reasons Why {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang