.
.Aira duduk diam di samping Anggar. Mereka berdua berada di kursi penumpang mobil milik orang tua Aira.
"Ngapain sih kita kesana?" Tanya Aira lesu.
"Apanya ngapain? Ya jenguk Ken lah, hampir dua minggu lo ini. Lo gak kangen apa?"
Aira memutar bola matanya, "Terus kenapa gue pake baju feminim banget kayak gini? Pasti Amara kan? Plis deh, gue gak suka Ken Gar," Aira menunjuk pakaian yang dipakainya hari ini.
Rok berbahan flanel berwarna peach dibawah lutut yang dipadukan dengan blouse dengan warna senada. Rambutnya hanya dia gulung menjadi satu keatas, tak lupa kacamata bundar yang selalu menghiasi wajahnya yang cantik.
"Yang bilang lo suka Anggar siapa? Ge-er banget, lagipula juga, mumpung hari libur gini. Biar lo gak terus-terusan mendekam di kamar," Balas Anggar sambil mengacak rambut Aira.
Aira ingin berteriak keras kepada sepupunya satu ini.
"Lo tau dari siapa Ken sakit?"
"Dimas yang ngasih tau gue," Jawab Anggar, tangannya memainkan ponsel.
"Gue juga dikasih tau dia,"
Anggar menoleh, "Lo udah tau dari lama kalo Ken sakit?"
Aira hanya mengangguk.
"Kok lo gak ngasih tau gue?"
"Gue kira lo udah tau,"
"Yaudah sih ya, bagus rasanya gue nyeret lo buat ketemu Ken,"
Aira mendengus, "Kita gak bawa bingkisan?"
"Udah kali, noh di bagasi. Ada buah-buahan," Anggar menyentil dahi Aira yang tertutup poni jarang.
"Wah, lo bisa gue aduin ke kantor polisi dengan tuduhan KDRT nih," Aira mengusap dahinya.
"Emangnya kita suami-istri apa? Heloo, sorry ya, gue cuma mau jadi calon suami Amara doang!"
Aira mendesah geli, "Gimana bisa dulu Amara nerima lo?"
"Jadi lo meragukan ketampanan gue gitu? Lo gak tau gue sangat famous di sekolah?"
Bukannya Aira meragukan ketampanan Anggar, gadis itu juga sangat tau kalau Anggar diidolai hampir seluruh adek kelas. Tapi, melihat wajah dan sikapnya yang sangat berbeda Aira jadi malas untuk bilang kalo Anggar itu ganteng.
Lihat aja, Wajah dengan rahang tegas, kulitnya yang tak terlalu putih dan tak terlalu coklat, hidung mancung dan kulit yang bersih. Sudah cukup membuat Anggar diidolai.
Aira tahu benar kalo sikap Anggar di depan warga sekolah dan sikap Anggar saat bersama Aira dan Amara sungguh sangat berbeda.
Anggar akan menjadi sangat cool ketika berada di depan warga sekolah. Dan cowok itu akan berubah kepribadian saat di depan pacarnya.
Anggar sangat tidak waras.
Menurut Aira sendiri, Anggar memiliki kepribadian ganda yang sulit dijabarkan.Dan Aira salut kepada Amara yang sudah bertahan hampir lebih dari 21 bulan bersama sepupu gilanya ini.
"Gue jadi kasian sama Amara," Jawab Aira sambil memasang wajah pura-pura sedih.
"Maksud lo apa?" Anggar bertanya berang.
"Masa dia harus bertahan sama orang kayak lo. Dia itu cantik, baik banget lagi," Jawab Aira lugas. Tanpa sadar, Anggar sudah mencekik Aira pelan, sambil mengancam agar Aira menarik kembali perkataannya.
.
.
.
.Aira berjalan di belakang Anggar sambil menyilangkan tangan. Gadis itu masih takut berada dekat dengan Anggar setelah Anggar mencekik lehernya pelan tadi.
Tiba-tiba Anggar berhenti dan menoleh ke belakang, membuat Aira refleks mundur beberapa langkah.
"Ayo ih, kok lo kayak pembantu gue sih?" Anggar menarik tangan Aira dan menggenggamnya denga tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang bingkisan.
"Cantik kayak gini, lo bilang pembantu?" Suara Aira sedikit meninggi.
"Btw, gue gak suka cewek pendek ya," Jawab Anggar.
Aira menarik tangannya dari genggaman Anggar tapi tak berhasil.
"Gue bisa jalan sendiri," Aira mendengus.
Mereka berdua berhenti di kamar inap Ken, dan entah mengapa Aira merasa gugup setengah mati.
Tangannya bahkan sudah berkeringat dingin.
Mereka berdua mengintip di kaca pintu kamar itu. Ken sedang terduduk sambil memainkan ponselnya dengan seorang wanita paruh baya di samping ranjangnya.Anggar membuka pintu itu,"Permisi..."
Ken dan ibunya serentak menoleh."Eh, temen Ken ya? Mari masuk-masuk,"
Ibu Ken dengan ramah langsung menyilahkan Anggar dan Aira untuk masuk."Makasih buah-buahannya ya nak, nama saya Yevn, panggil saja tante Yevn. Nama kamu siapa nak?" Tanya tante Yevn pada Anggar.
"Nama saya Anggar tante,"
"Gadis ini cantik sekali. Apa kamu pacar nak Anggar?"
"Bukan tante, nama saya Aira. Sepupu Anggar,"
"Oalah, sepupu toh. Baik-baik, silahkan jenguk dulu Ken-nya. Saya mau ke kantin sebentar," Tante Yevn mengusap kepala Aira sebelum benar-benar meninggalkan kamar.
Ken terdiam melihat Aira yang keliatan lebih cantik sejak terakhir kali Ken melihatnya.
"Woi, melamun aja lo. Aira cantik banget ya?" Anggar menggoda Ken yang langsung membuat telinga cowok itu memerah.
"Apaan seh? Kalo lo cuma mau ngusilin gue, mendingan pulang sono." Ken pura-pura sibuk membaca koran yang tersedia di meja samping ranjangnya.
Aira mendekat dan duduk di kursi yang tadi di duduki Tante Yevn. "Hemm, koran yang lo baca kebalik tuh. Bisa emang baca kebalik?"
Anggar sontak tertawa terbahak-bahak hingga membuat wajah Ken dipenuhi rona merah.
.
.
.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Ficção Adolescente"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...