.
.
.
Aira melangkahkan kaki ke kelasnya dengan cepat. Sudah beberapa hari ini, dia menjadi yang pertama datang, lalu Anggar mengikuti beberapa menit setelahnya.Bukan karena Aira senang datang pagi-pagi, gadis itu sedang menyelidiki siapa yang selalu memberikan kotak bekal makan siang setiap pagi. Hal ini dimulai beberapa hari yang lalu.
Sebuah kotak bekal berwarna lavender, warna kesukaan Aira sudah bertengger manis di atas mejanya. Aira tak berani membukanya sebelum Anggar datang.
Baru ketika Anggar datang dia berani membuka kotak bekal itu, isinya berupa sushi beberapa bentuk dan buah anggur.
Untuk jaga-jaga apakah itu beracun atau tidak, Aira dengan teganya menyuruh Anggar mencicipi salah satu sushi tersebut. Dan ternyata sama sekali tidak terjadi apa-apa. Anggar berkata, sushi itu adalah yang terenak yang pernah dia makan.
Kemaren lusa, menunya adalah omelet dengan buah apel yang sudah terpotong rapi.
Kemaren, malah isinya berupa nasi goreng mawut dan 2 buah pisang.
Hari ini, Aira sedikit penasaran apa isi bentonya.
Ketika Aira sudah tiba di tempat duduknya, kotak bekal itu sudah kembali bertengger manis di atas mejanya, hari ini ada sebuah kotak yoghurt strawberry kesukaan yang masih dingin.
"Berarti kan barusan orangnya yang naruh, masih dingin gini yoghurtnya," Aira berbicara sendiri.
Setelah meletakkan tasnya di dalam kolong, Aira membuka kotak bekal itu dan menemukan nasi goreng sosis dengan 2 buah jeruk yang sudah dikupas.
"Ada lagi Ai?" Anggar tiba-tiba datang, "Hmm, wanginya menggoda selera banget Ai,"
"Iya, sekarang ada yoghurtnya, siapa sih yang ngasih gini terus?" Aira terlihat berpikir keras.
Anggar menciumi wangi nasi goreng," Ayo Ai, gue jadi lapar. Mau makan nasi pecel nih jadinya,"
"Amara belum dateng?"
"Belum Ai, ayo ah. Jangan nanya mulu," Anggar buru-buru menutup kotak bekal itu dan menarik tangan Aira menuju kantin.
"Gue masih penasaran nih, siapa yang ngasih bekal kayak gini. Hebat banget dia dateng pagi mulu," Kata Aira sambil menggelung rambutnya ke atas.
"Nih, makan dulu baru mikir. Tau gak sih kalo lo itu siswi terpendek di kelas? Lompat jauh aja gak lebih dari setengah meter," Balas Anggar sambil membuka kotak bekal Aira dan menyodorkan sendok.
"Gak usah gitu juga kali, kelas lain ada yang siswanya lebih pendek dari gue gak pernah dibully, gue doang perasaan,"
Anggar menyeruput teh hangatnya, "Bullyan kita tanda sayang,"
"Halah, Alay,"
Anggar tak membalas karena sibuk mengunyah.
Devy, teman klub Aira menghampiri mereka berdua sambil membawa bungkusan di tangannya," Ai, gue cariin ke kelas lo gak ada,"
"Ngapain lo cari gue?" Tanya Aira sambil menyendokkan sesuap nasi ke mulutnya.
Devy mendengus, Aira cuek sekali. "Jadi gini, hari ini kan ada pertandingan basket antar sekolah, tapi cuma pertandingan persahabatan. Nah, klub fotografi diminta ngirim dua orang sebagai perwakilan. Yang dikirim sama Devon cuma Gue sama lo,"
"Yah, kok gue sih?"
"Yang lain pada sibuk. Kinta remedial, Ken anggota basket sendiri. Dena sama Arial ada ulangan. Selebihnya gue gak tau,"
"Ken anggota basket?"
"Iya, sedangkan Devon sendiri ada rapat klub lain,""Yaudah deh, jam keberapa? Di SMA mana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons Why {SELESAI}
Fiksi Remaja"Kecapekan lo ya? Sini, lo gak bersih banget," Kata Aira. Tangan kanannya memegang wajah Ken, sedangkan tangan satunya membersihkan hidung dan pipi Ken yang masih agak penuh dengan bercak darah. "Ai," "Hm?" "Gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Ken s...