1. Lo Ngerjain Gue?

1.2K 92 20
                                    


Rere menarik tangan Mungga.

"Toilet sekolah lo sebelah mana? Anterin gue."

Mungga mengerjapkan matanya beberapa saat setelah mendengar ucapan Rere. Yang diikuti suara tertawa dari mulutnya.

Ternyata dari tadi dia terlihat gelisah karna menahan ingin ke kamar kecil pikirnya.

"Malah ketawa sih lo, gue beneran Mungga buruan anterin gue."

Mungga menghentikan aktifitas tertawanya."Akhirnya hidup gue berguna juga buat lo ya es kutub."

"Buruan." Rere menarik tangan Mungga kembali.

"Iya iya sini ikut gue." Giliran mungga berjalan di depan Rere sambil menarik tangan Rere yang sudah terlebih dahulu menggandengnya.

"Lewat sini."

Mereka berdua berjalan dengan langkah cepat melewati koridor yang berada di lantai paling bawah. Banyak pasang mata yang memandangi Rere dan Mungga dengan tatapan heran, takjub, bahkan dengan tatapan kosong ehh. Koridor ini ramai dengan siswa-siswi yang berlalu lalang.

Bisik-bisik namun bisa terdengar oleh daun telinga Rere dan Mungga banyak murid yang sedang menggibahnya. Tetapi mereka berdua tidak memperdulikannya.

"Anjirr kok cantik sih."

"Cewenya ganti lagi?et dah orang ganteng mah bebas."

"Siapa tu cewek?berani-beraninya godain abang mungga."

"Serasi anjirr."

"Kecentilan dasar tuh cewenya."

"Kok mata gue silau ya."

Begitulah kira-kira cuap-cuap terdengar, yang mayoritas tersembur dari siswi-siswi SMA Gupta Wijaya. Mungga memang cukup terkenal di seluruh antero sekolah ini. Karena wajahnya pasti. Selain itu dia juga sahabat karib dari ketua Osis SMA Gupta Wijaya ini, wajar jika hampir semua manusia yang setiap hari berada di sekolah ini mengenalnya.

Rere dan Mungga menaiki anak tangga menuju lantai kedua sekolah ini.

"Toilet sekolah lo kok jauh amat." Keluh Rere yang sedari tadi ingin membuang sesuatu ke kamar kecil.

"Demi Master Limbad yang udah berani ngomong dan pidato di depan pengangguran yang sedang demo di depan Istana Negara. Bentar lagi tuh di ujung koridor toiletnya. Cuma ada di lantai dua." Ucap mungga meyakinkan dengan ngaco sambil terus menggandeng tangan Rere.

Rere menghela nafas kasar.

Mereka tiba di depan toilet wanita. Rere yang tersadar tangannya yang sedari tadi bergandengan dengan Mungga di lepasnya.

"Tungguin gue jangan di tinggal." Pinta Rere dengan nada datar.

"Apa perlu gue temenin masuk juga." Goda Mungga yang di sertai seringai jahilnya.

Rere seketika membulatkan kedua matanya dan segera mengepalkan tangan kanannya di depan muka mungga.

"Gue masuk jangan ngintip."

Mungga hanya mengangguk dengan senyum yang belum luntur di bibirnya.

Beberapa saat Mungga menunggu di depan toilet wanita, beberapa siswi yang lewat banyak yang menggoda dan menyapanya. Mungga hanya tersenyum membalas semua sapaan siswi-siwi yang menyapanya.

"Nih cewe tidur di kamar mandi apa yak, lama amat." Batin Mungga.

Rere keluar dengan nafas legah.

"Ayok anterin gue ke pintu gerbang lagi." Pinta Rere sambil melangkah menjauh Meninggalkan Mungga.

"Et dah lo minta anterin ngapa guenya di tinggalin?"

Mr. M3 | munggaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang