Mungga menatap bingung Rere yang terlihat sangat gelisah saat kembali dari toilet.
"Kenapa Re?"
"Gapapa, gue pengen pulang?"
Mungga semakin terlihat bingung, Ada apa dengan Rere? Apa dia melakukan kesalahan? Banyak pertanyaan yang ada di kepala Mungga.
"Abisin dulu es krim lo."
"Gue kenyang, ayok pulang."
"Reinata.."
Suara seorang pria berhasil membuat Rere tersentak, ia meremas tangannya sendiri menahan amarahnya. ah harusnya ia segera pergi saat mengetahui pria itu ada di mall ini juga. Ia diam tak bergeming saat mendengar suara itu.
Mungga mendongak, dilihatnya seorang pria yang tengah menggandeng seorang anak perempuan yang kira-kira berusia 7 tahun.
"Kebetulan sekali bisa ketemu kamu disini." Ucap laki-laki itu lembut.
"nggak usah sok akrab anjing." gumam Rere dalam hati.
Mungga tak yakin dengan pria yang ada di depannya ini, tapi ia memberanikan diri bertanya pada pria itu.
"Papanya Rere ya om?"
Pria itu tersenyum. "Iya."
"Beberapa hari yang lalu papa dateng ke rumah kamu, tapi sayangnya kamu nggak di rumah."
Rere beranjak dari kursinya, kemudian menarik tangan Mungga untuk segera pergi meninggalkan cafe itu. Ia benar-benar sangat muak, tidak bisa menyembunyikan rasa amarahnya lagi.
Sementara Mungga hanya menurut, ia berjalan mengikuti langkah Rere menuju parkiran dengan pertanyaan yang terus bergelut di pikirannya. Mungga segera ia melajukan sepeda motor meninggalkan mall setelah Rere duduk di jok belakang.
Rere diam membisu, Mungga tak tahu harus bagaimana sekarang. Segala obrolan yang ia lontarkan tak berespon apapun pada Rere.
"Gue pengen pulang Mung, kenapa malah bawa gue ke sini."
"Nggak usah cerewet, buruan turun masuk."
"Nggak! lo kalok mau makan, makan sendiri sana."
Mungga menghela nafas. "Es kutub turutin apa yang gue bilang sekali ini aja, gue tau lo belum makan sejak gue bawa lo dari pagi sampe sore gini."
"Gue nggak.. Hih anak coro lepasin tangan gue!!"
Mungga menarik paksa Rere untuk masuk ke dalam restoran, dengan langkah malas Rere pun terpaksa memasuki restoran siap saji itu.
"Duduk, gue pesenin."
Mungga kembali dengan membawa dua porsi ayam dengan segala pelengkapnya.
"Makan, lo baru gue anter setelah lo abisin makanan lo." Ucap Mungga saat melihat Rere hanya memainkan sendok dan garpu di piringnya.
Rere mendengus kesal, entah mengapa wajah Mungga terlihat jadi menyeramkan. Ia segera menurut dengan memakan makanannya meskipun tidak sampai habis.
"Lo kenapa ngajak gue pergi pas papa lo nyamperin?"
Rere diam tak menjawab.
"Kenapa lo nggak sopan sama papa lo?"
"Re? Jawab gue."
"He is not my dad!! Please Mungga gue nggak mau bahas dia."
Mungga tersentak dengan ucapan yang baru saja Rere lontarkan. Apa maksudnya? Jelas-jelas pria tadi adalah pria sama yang berada di frame besar yang Mungga lihat tertempel di dinding ruang tamu Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...