Kamu harus percaya
Janjiku itu nyata,
Rasaku kan selalu sama,
Jiwaku kan selalu ada untuk menjaga
dimana pun aku beradaMuhammad Munggaran Meldrat
Rere terus memandangi segerombol bunga Lily yang masih segar yang ia letakan di vas kecil di pojok meja kamarnya. Bukan tanpa alasan ia sangat menyukai bunga Lily, dulu papanya lah yang mengenalkannya dengan bunga cantik berwarna putih itu saat ia di rawat di rumah sakit karena demam tinggi. Tentu saja sebelum papanya pergi menelantarkan keluarganya. Mungkin hanya bunga ini yang tak ia benci dari segala hal yang berbau dengan papanya.
Tadi pagi seperti hari sebelumnya ada tukang kurir yang mengantarkan bunga Lily ke rumahnya. Ketika Rere bertanya siapa si pengirim bunga, tukang kurir itu menjawab 'Dari pacar yang ganteng sejagad raya' sambil terus cengengesan.
Senyum Rere mengembang ketika melihat bunga Lily itu kembali.
Namun senyumnya kembali pudar ketika melihat ponselnya yang sedari kemarin tak menunjukan tanda-tanda adanya kehidupan dari Mungga yang biasanya meramaikan bunyi notifikasi di ponselnya.
"Cemberut mulu nih anak mama."
Rere menoleh ke arah Irma yang tak tahu sejak kapan ada di dalam kamarnya.
"Nggak kok nih." Rere tersenyum.
"Kalau kangen kabarin dia duluan dong sayang, jangan cuma nungguin." ucap Irma seraya duduk di atas ranjang.
"Apa sih ma, siapa yang nungguin dia."
Mau mengaku atau tidak, tapi terlihat jelas dari semalam Irma terus memperhatikan Rere yang terus menerus mengecek ponselnya.
Ponsel Rere berdering.
"Nah panjang umur tuh, baru juga di omongin langsung telpon tuh pacar." goda Irma ketika melihat nama si penelpon di layar ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...