14. Bujukan

725 58 1
                                    

"Lo berdua ngapain di sini?" tanya Rere menatap tajam dua orang cowok yang sudah duduk di hadapannya.

Tak hanya Mungga yang menjadi pusat perhatian, Ferdio pun tak luput dari pandangan-pandangan seluruh siswa saat ia mulai memasuki kantin.

"Gue?" Ferdio menunjuk dirinya sendiri. "Gue sih nganter undangan dari sekolah gue, biasa tiap tahun kan selalu ngadain turnamen buat ngerayain Anniversary. Lo ikut kan?"

Rere mengedikan bahu. "Gue sekarang bukan kapten futsal lagi." Rere menyipit memandang Mungga kemudian memandang Ferdio kembali. "Dan lo kenapa bawa anak coro ini ke sekolah gue."

"Dia? tadi dia tau kalok gue hari ini mau keluar trus kekeh minta ikut, males juga sebenernya gue di buntutin ini bocah."

Mungga terkekeh kemudian mengelus pundak Ferdio. "Sabar ya bro ngadepin anak ganteng kaya gue."

Ferdio bergidik ngeri melihat kelakuan temannya yang satu ini.

Mungga membalikkan badan ketika seseorang memukul tengkuknya dengan cukup keras. "Apa sih lo. sakit bego."

Cewek itu nyengir kemudian berkacak pinggang. "Lo harus nepatin janji lo kalok malem ini lo ajak gue nonton."

"Iya Jane, lo sebelas dua belas sama Salma ya, Huss husss ganggu lo."

"Iya dehh iyaa gue pergi.. Kalok lo bohong, gue aduin tante kalok lo tadi nyabotase speaker sekolah gue."

"Dihh ngaduan dasar."

"Bodo." Jane menjulurkan lidah pada Mungga, kemudian sempat tersenyum pada Ferdio, Rere dan kedua karibnya sebelum melenggang pergi meninggalkan mereka.

Jane, cewek periang yang satu kelas dengan Rere. Kenal dengan Mungga? Padahal setahu Rere Jane bukan teman seangkatan Mungga dari SMP seperti dirinya. Apa dia gebetannya? Atau dia mantan Mungga?

"Waduh kayaknya lo punya saingan Re." seru Dilla membuyarkan pikiran Rere dengan seringai menyebalkan, yang sontak mendapat cubitan gratis di pinggangnya.

"Es kutub? Gue mau ngasih tau lo kalok besok malem lo harus dateng ke pesta ulang tahun mama." ucap Mungga seraya menyeruput habis jus alpukat yang sudah Rere ikhlaskan.

"Ehh?" Rere mentautkan kedua alis.

"Buseettt gercep amat lo Re, udah mau di kenalin sama camer aja." pekik Agnes dengan suara Toa yang di sertai kekehan Dilla.

Sontak Rere melotot ke arah keduanya. Ia benar-benar ingin menjambaki rambut kedua karibnya itu sampai kepalanya kembar dengan Dedy Corbuzier.

"Gue sumpel sepatu gue ya tu mulut, Kenapa gue harus dateng?"

Mungga terdiam tampak berfikir, mana Mungkin ia katakan bahwa Bapak-bapak itu menyuruh Rere datang karena papanya tahu bahwa belakangan ini Mungga selalu bersama Rere dan selalu mengintai mereka.

"Mama yang nyuruh." bohongnya kemudian.

"Gue nggak ma-."

"Lo bilang nggak mau gue aduhin ke abang lo kalok lo bolos sekolah selama 3 hari sama gue."

Rere seketika membulatkan mata. "Lo kok fitnah?"

Ferdio terkekeh melihat ekpresi Rere. "Lo nggak nurutin anak curut ini, dia bakal ngelakuin apa pun demi apa yang dia pengenin tercapai."

Mungga nyengir lebar sambil menganggukan  kepala berkali-kali sangat setuju dengan pendapat Ferdio. "Gimana?"

Rere terdiam.

"Oke diem lo gue anggap jawaban lo iya, besok malem jam 8 gue jemput, nanti lo pulang di jemput bang Aldi ya. Gue udah bilang ke dia tadi dadahh Re." ucap Mungga beranjak dari kursinya saat Ferdio menariknya untuk segera pergi.

Mr. M3 | munggaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang