29. Liburan

715 62 6
                                    

Berlalu sudah hari-hari yang membuat otak terus bekerja lebih keras, Ujian kenaikan kelas. Setelah hampir seminggu lebih semua siswa berkutat dengan beberapa helai kertas menyebalkan. Kini siswa bisa bernafas dengan lega dan damai karena besok sekolah sudah mulai di liburkan.

"Kusut amat muka lo Re?" selidik Agnes ketika melihat Rere yang terus terdiam. Padahal beberapa menit yang lalu kepala sekolah mengumumkan bahwa Rere mendapat peringkat paralel urutan ke 3 di angkatannya.

Rere hanya memandang Agnes sebentar kemudian menenggelamkan kepala di antara kedua tangan yang di lipat di atas meja. Ya, mereka sedang di kelas sekarang. Setelah kepala sekolah mengumumkan siswa-siswi yang mendapat peringkat paralel di lapangan, seluruh siswa masuk ke dalam kelas untuk menunggu pembagian raport dari wali kelas.

"Ya iya lah Nes, orang besok udah mulai liburan malah di tinggalin pacar pergi." Dilla yang duduk di belakang kursi mereka menjawab pertanyaan Agnes.

"Kemana?"

"Jogja."

Rere mendongak "Lo kok tau Dill?"

Dilla menyengir. "Kata Dimas. Lo tau Re, itu si Ferdio, Bobby sama ayang-ayang gue juga ikut. Lo nggak di ajak Mungga tah?"

"LO NGGAK DI AJAK RE?!! Ya ampun ya ampun ya ampunnn. Demi Jungkook yang imut tiada tara spesies pacar macam apa dia."

Rere menatap Agnes malas. "Udah di ajak tuh."

"Terus kenapa lo nggak mau?"

"Itu acara keluarganya." jawabnya singkat.

Sebenarnya Mungga sudah berpuluh-puluh kali mengajak Rere agar mau ikut ke Jogja bersamanya. Namun Rere sendiri tetap kekeh ingin tetap tinggal. Karena itu bukanlah sekedar wacana liburan keluarga Mungga saja, namun Mungga pergi ke sana juga untuk menghadiri pernikahan pamannya. Jika Rere ikut mungkin akan datang beribu pertanyaan dari para keluarga Mungga, atau mungkin banyak yang mengira bahwa Rere adalah calon istri Mungga. Begitu yang ada di dalam fikiran Rere.

Agnes menyipitkan mata memandang Dilla. "Muka lo kok nggak bete kaya Rere? Padahal lo juga di tinggalin pacar liburan."

Dilla malah tertawa. "Gue udah bernegosiasi sama dia."

Sementara Agnes dan Rere memandang Dilla penuh tanya. Sebenarnya Dilla juga marah karena Dimas malah liburan sendiri. Tapi Dimas telah berjanji bahwa setelah ia selesai liburan bersama teman-temannya ia akan mengajak Dilla kemana pun yang Dilla inginkan. Toh Dimas hanya pergi selama lima hari.

"Emang kapan mereka berangkat?" tanya Agnes kembali.

"Hari ini, asik ya liburan bareng-bareng." Dilla mengipas-ngipasi wajahnya dengan buku. Ternyata matahari hampir di atas ubun-ubun.

"Re by the way, lo gimana bisa dapet peringkat paralel deh. Perasaan pinteran gue dari lo." ucap Agnes agak menggeser badan menghadap Rere.

"Lo kan pinter dalam hal berhemat doang. Meditnya minta ampun."

"Buset Re, kapan gue pelit sama lo berdua." geram Agnes mengembang-kempiskan hidung.

Dilla tertawa dan menonyor pelan kepala Agnes.

"Kuy kita juga liburan! Pantai gimana? Oh oh kolam renang aja." ajak Dilla bersemangat.

"Nggak punya duit."

"Hemat banget sih otak cimol." Dilla menonyor pelan kepala Agnes. Selalu saja beralasan saat di ajak liburan. Padahal anak konglomerat tapi hematnya kelewat rakyat jelata.

Agnes mengerucutkan bibir. "Mending buat beli tiket BTS. Lo mau berenang? Belakang rumah gue ada kunyuk."

"Eh enak aja lo manusia cimol, cewek cantik gini lo katain kunyuk." kesal Dilla menjitak kepala Agnes.

Mr. M3 | munggaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang