Rere membuka mata perlahan, seketika nuansa putih yang dominan menyapanya. Sungguh demi apa pun tempat ini adalah tempat yang paling Rere hindari, rumah sakit.
Rere memijat kening yang masih terasa pusing, memandang tangannya yang sudah terpasang selang infus. Kemudian beralih menatap Aldi yang sedang tidur di sofa dekat dengan ranjangnya. Tepat ketika pintu di buka memperlihatkan sesosok wanita yang sangat ia sayangi.
"Udah bangun sayang." ucap Irma lembut seraya mengusap puncak kepala Rere.
"Gimana? Ada yang sakit? Apa perlu mama panggilin dokter?" tanya Irma ketika Rere hanya tersenyum.
"Mama panggilin dokter ya? Dok-"
"Rere nggak apa-apa ma." sergah Rere cepat.
"Beneran kan?"
Rere mengangguk seraya tersenyum.
Aldi terbangun karena suara mamanya.
"Udah bangun lo." ucapnya mengucek mata kemudian menghampiri brankar.
"Bikin khawatir aja lo orang jelek."
Rere hanya menyengir. "Emang Rere kenapa ma?"
"Kata dokter kamu radang usus, di tambah lagi kamu dehidrasi. Jadi harus nginep di sini dulu beberapa hari."
"Loh kok nginep sih, pulang aja ya. Rere beneran nggak apa-apa kok." rengek Rere berusaha menyakinkan Irma.
Irma tersenyum. "Yaudah besok pulang. Nginep sehari mau kan?"
Rere diam tak menjawab, toh percuma saja jika berdebat dengan mamanya tak akan berhasil. Beberapa hari ini memang perutnya sering kram, ia fikir mungkin hanya maagnya yang kambuh karena memang sudah seminggu lebih pola makannya sangat tidak teratur.
"Bukannya mama lagi nugas di bandung?"
"Mama langsung pulang pas abang kamu ngasih kabar kalau kamu pingsan. Al, kamu belum makan kan, sana makan dulu sekalian beliin makanan buat Rere."
Aldi hanya menggangguk dan beranjak pergi. Toh memang ia juga sudah kelaparan karena menjaga Rere dari siang sampai malam.
"REINATAAA ya ampun sayanggg kenapa lo bisa pingsan segala sih." suara TOA milik Agnes seakan menggema ketika baru memasuki ruangan.
Di susul Dilla yang langsung masuk seraya memeluk Rere erat. "Lo bikin panik semua orang tau nggak. Lo kenapa sih?"
"Gue nggak apa-apa kali." entah sudah berapa kali Rere mengucapkan kata-kata itu.
"Reinata kena radang usus." Irma yang menjawab.
"Ya ampun kok bisa Reeee.. "
"Berdua aja?" tanya Irma ramah.
"Ramean kok tante."
"Loh terus yang lain mana?"
"Hai Reeee? How are you to day?" ucap Bobby yang tiba-tiba menyembulkan kepala dari balik pintu.
Dimas mendorong tubuh Bobby seraya menjitak kepala Bobby keras. "Tau lagi sakit."
"Ya kan niat gue baik." Bobby mengelus kepalanya.
"Tante tinggal dulu nggak apa-apakan?"
Semua orang mengangguk.
"Titip Reinata sebentar ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...