Kau tau, alasan Tuhan membuat
manusia melakukan kesalahan
adalah untuk
Di maafkan.Muhammad Munggaran Meldrat
Mungga kembali ke mejanya setelah memesan beberapa menu.
"Lo yakin mau pesen bakso segitu banyak Re?"
Rere yang sedang bermain ponsel beralih menatap Mungga.
"Iya, kenapa? Nggak boleh? Pelit amat."
Ya, mereka berdua sedang di sebuah rumah makan. Entah mengapa Rere memesan begitu banyak menu bakso yang membuat Mungga heran dengan tingkah langka Rere.
"Bukannya nggak boleh, tapi siapa yang mau makan? Lo kecil gitu mana muat perut lo."
"Dih ngeremehin." ucap Rere datar.
Mungga menghela nafas panjang, sepertinya Rere sedang kena tamu bulanan sehingga moodnya begitu buruk sejak di jemputnya di rumah Rere tadi.
"Lagi datang bulan ya pacar?"
"Sok tau." Rere terus saja memainkan ponselnya.
Mungga mencubit sebelah pipi Rere.
"Cuek amat sih ya ampunnn."
Rere menatap Mungga malas, sebenarnya ia sedang malas bertemu Mungga. Bukan malas karena bosan, tetapi karena sudah beberapa hari yang lalu Mungga selalu saja sibuk dengan kegiatan latihan futsalnya. Sehingga jangankan berkirim pesan, bertemu pun jarang. Terlebih lagi Mungga tak mengantarnya ke sekolah setelah ia terus di sibukan oleh aktifitas futsalnya.
"Masih marah gara-gara jarang gue kabarin dari kemaren nih?"
"Siapa yang marah."
"Dih, si cuek tukang marah." cibir Mungga seraya mentoel-toel pipi Rere.
Rere menyingkirkan tangan Mungga.
"Apa sih."
"I love you."
"Nggak jelas." ucap Rere mengalihkan pandangan ke arah lain, berusaha menahan untuk tidak tersenyum.
"Sarangheo.." ucap Mungga sok manis membentuk hati dengan melengkungkan kedua tangannya di kepala.
"Re, liat gue dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...