"Gue beliin. Jangankan 10, setruk pun gue kasih. Syaratnya kita ke rumah gue dulu."
"Ehh????"
"Ngapain ke rumah lo?" tanya Rere masih dengan wajah bingungnya.
"Dompet gue tipis, nggak bawa atm."
"Ya udah nggak usah."
"Eitss karna lo bilang lo mau maafin gue, jadi gue nggak mau tau pokoknya kita cari es krim yang lu pengen hari ini juga."
Rere mendengus, sepertinya ia salah bicara. Ke rumah Mungga? Berarti dia akan bertemu dengan keluarganya? Tapi keinginan Rere untuk makan es krim hari ini lebih kuat dari egonya.
"Ya udah ke rumah lo dulu. Ngambil duit doang kan?" keputusan Rere kemudian.
Mungga mengangguk bersemangat.
Gerbang tinggi menjulang menyambut keduanya. Rere sempat mengerjapkan mata dengan mulut setengah menganga. Namun sedetik kemudian ia kembali memasang wajah santainya, meski hatinya masih terkagum melihat rumah mewah bak istana yang ada di film barbie di hadapannya.
Meskipun sudah mengenal Mungga selama hampir 5 tahun lamanya, ini pertama kali Rere menginjakan kakinya di rumah Mungga.
"Rumah lo?" tanya Rere setelah turun dari motor.
"Bukan, rumahnya master limbad."
Rere menatap tajam Mungga.
Mungga terkekeh. "Iya lah rumah gue."
"Gue pikir lo tinggal di kolong jembatan."
"Gue pikir juga gitu. Masuk dulu nggak?"
Rere menggeleng. "Gue tunggu di luar aja. Buruan nggak pake lama."
Mungga menggangguk masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Rere di teras rumahnya. Rere sendiri menolak untuk masuk karna ia tak ingin bertemu dengan keluarga Mungga yang kemungkinan akan mengintrogasi dirinya jika bertemu.
Rere menyibukan diri dengan terus memainkan ponselnya. Ia mendongak ketika seseorang menyapanya. Di lihatnya wanita yang mungkin seumuran dengan mamanya.
"Temennya Mungga ya? Kok di luar? nggak masuk ke dalem?" tanya Karina yang tiba-tiba berdiri di dekat Rere.
"Nggak tante nunggu Mungga sebentar doang kok. Nama saya Reinata, tante bisa panggil Rere." jawab Rere sopan.
"Reinata? Jadi kamu yang sering Mungga ceritain ke tante. Bener-bener lebih cantik dari dugaan tante." Karina beralih duduk di samping Rere.
Rere merasa gugup dengan memasang wajah heran. "Mungga cerita tentang saya tante? Cerita apa?"
"Cerita banyak, Dia bilang kamu cantik, dia bilang suka sama kamu. Dia bil..."
"Mama ngapain?" Ucap Mungga tiba-tiba datang memotong pembicaraan Karina.
Ekspresi Mungga benar-benar tidak bisa di sembunyikan. Terlihat sangat gugup ketika mengetahui apa yang di bicarakan Rere dan mamanya.
Karina tersenyum melihat tingkah anaknya yang salah tingkah. "Mama nggak ngapa-ngapain, kenapa kamu salah tingkah begitu." goda Karina.
Mungga tidak menjawab. Ia beralih menggandeng tangan Rere dan menariknya menuju motor. "Ayok buruan keburu es krimnya abis."
Rere tersentak. "Dahh tante.." ucap Rere tersenyum sambil melambaikan tangan.
Karina menatap Mungga dan Rere yang mulai melajukan motor sampai hilang tertutup gerbang yang tinggi. Kemudian tersenyum.
"Dia cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...