Mungga berjalan menuju ruang tengah dengan memegang botol minuman di tangan kanannya.
Dilihatnya Salma dan Mamanya yang sedang asik berbincang-bincang.
"Sumringah amat lo, abis dapet bonus uang jajan lo." Tanya salma.
"Sirik aja lo. Kok lo masih di sini sih kak? Suami lo kok nggak pulang-pulang jangan-jangan mau jadi generasi keduanya bang toyib? Lagian lo ngapa cemen amat sih nggak berani tidur sendirian di apartement lo?"
Salma menjitak keras kepala Mungga. "Kenapa? nggak suka gue di sini?"
"Nggak lah."
Salma kembali menjitak kepala Mungga dengan tenaga biskuat, eh ekstra kuat maksudnya.
Mungga meringis memegangi kepalanya yang sakit. "Gini nih gue nggak suka ada lo ya karna idup gue jadi berasa di film khayalan, ada nenek lampirnya."
Salma benar-benar ingin membunuh adiknya saat itu juga. Di mutilasi dan di berikan kepada bebek-bebek peliharaan milik pamannya. Namun segera di tepisnya ide gila itu.
"Udah ah kalian ini, masih aja suka berantem dari dulu. kamu juga Mungga padahal kalau kakak kamu nggak di sini juga biasanya suka bilang kesepian." Jawab Karina menengahi.
"Ye mama suka ngarang ih."
Sedetik kemudian mereka sibuk dengan aktifitas masing-masing. Salma memilih diam dari pada terus meladeni ocehan adiknya yang membuat kepalanya semakin panas.
Mungga menepuk jidatnya "Anjir gue lupa."
Mungga mengeluarkan ponsel dari saku kanan celananya. Di carinya kontak yang tadi siang baru saja ia dapatkan, hasil pencurian dari ponsel Ferdio. Ia mengetikan sebuah pesan. Sekian detik kemudian ia kembali mengetikan pesan yang jumlahnya tidak sedikit dan mengirimnya. Kemudian tersenyum melihat profil kontak si penerima pesan di layar ponselnya.
***
Rere merasa kepalanya mau meledak. Bagaimana tidak, soal Matematika yang sedari tadi ia kerjakan tidak kunjung selesai. Padahal berhitung adalah kemahirannya.
"Arghss gue mikirin apa sih. Jundel amat ini otak dari tadi." kesal Rere frustasi menjambak rambutnya sendiri.
Sesaat kemudian ia malah menyalakan laptopnya yang berwarna kuning. Di putarnya lagu kesukaannya.
"Berisik woy ah lagu kebangsaan manusia plastik ngerti artinya kaga." ucap Aldi yang entah sejak kapan ada di di atas tempat tidurnya.
Rere menoleh. "Eh kutil onta, serah gue lah mau ngapain."
"Elah durhaka lo sama abang sendiri. Gue kutuk lo jadi cantik baru tau." ucap Aldi sambil melempar bantal-bantal ke segala arah.
Rere mendelik melihat kamarnya yang seketika berantakan. "Mau lo apa sih bang."
Aldi menyunggingkan cengirannya. "Gue denger dari mama tadi pagi lo di anter pacar lo ya."
"Pacar dari hongkong." Ketus Rere sambil mematikan musik yang ia putar.
"Pacar lo dari hongkong? Bukan made in cina? " goda aldi.
"Itu juga kan gara-gara lo, bukannya nganterin gue malah bikin pulau di kamar."
"Oke emang cewe selalu benar dan cowok adalah tersangkanya."
Jawab Aldi sambil melakukan ritual mengacak-ngacak segala sesuatu yang ada di kamar Rere.
Rere mendengus. Kemudian beralih duduk di pojok tempat tidurnya.
"Mama bilang apa emang?" tanya Rere penasaran.
"kepo!?"
"Lo beneran suka sama dia?"
"Sama Mr.M3 sodaranya coro itu? Mana mungkin lah." ketus Rere dengan penekanan di tiap katanya.
"Yee..emang gue kapan bilang coro alias si Mungga?"
Rere menghela nafas. Menyelipkan anak rambutnya di telinga. Seketika dia merasakan wajahnya memanas. Kenapa dia bisa menyebut nama manusia setengah alien itu?
Aldi terkekeh. "Liat muka lo udah kaya tomat. Tinggal ngaku elahh. Btw lo dari kapan deketnya tau-tau udah punya pacar? Kok gue nggak tau? Setau gue lo kan orang yang sangat menjaga gelar master jomblo lo."
Rere ingin sekali membenturkan kepala Aldi ke dinding berulang-ulang. Pernyataan macam apa yang baru saja Aldi lontarkan?
"Gue bilang bukan ya bukan." Rere mendengus.
Sesaat kemudian benda pipih yang berada di atas nakas berdering berkali-kali. Dengan sigap Aldi mengambil ponsel Rere. Terlihat sebuah notifikasi whatsaap masuk. Ponsel Rere memang tidak pernah menggunakan password, ribet menurut Rere. sehingga ia bisa leluasa mengotak-ngatik ponsel Rere.
"Siniin bang." Pinta Rere.
"Bentar ah elahh pelit amat jadi manusia."
Beberapa pesan masuk dan langsung di buka oleh Aldi.
Hai re..
Lagi ngapain?
Re?
Reinata?
Elah es kutub?
Gue udah ngabisin kuota buat chat lo nih bales kek
Bales kek apa kek.
RE?????????
R
E
I
N
A
T
A
Melihat chat yang masuk Aldi terkikik geli. "Baru aja di omong noh panjang umur jodoh lo."
Rere menaikan sebelah alisnya. Di rebutnya ponsel yang berada di genggaman Aldi.
Seketika mata Rere membulat melihat nomor baru yang baru saja mengirim pesan padanya. Terlihat sangat jelas profil dari si pengirim pesan. Siapa lagi kalau bukan manusia setengah alien, Mungga.
"Dari mana dia dapet nomer gue." gumam Rere dalam hati.
"Bales dulu tuh sampe spam chat gitu. Kesian ntar pacar lo ngambek loh." Goda Aldi makin menjadi.
"ABANG IHHH!??"
Aldi langsung nyelonong pergi meninggalkan kamar keramat itu. Menghindari amukan Roro jonggrang KW 15 yang sudah menatapnya dengan garang.
Rere menatap layar ponselnya. "nih anak coro maunya apa sih gangguin idup gue mulu."
Reinata Puspita Ajiiii
Yuhuuu
Lo masih idupkan???
Sebal dengan pesan yang terus menerus masuk akhirnya ia mengetikan balasan.
Apaan.
Akhirnya lo bales chat juga re bahagia gue.
Nggak usah alay, lo ngapain spam chat segitu banyak ganggu bego.
Yee kampret salah siapa chat gue nggak di bales-bales.
Gue cuman mau bilang besok gue jemput lo lagi.
Rere menghela nafas, sampai kapan manusia setengah alien sodaranya coro ini terus mengganggu hidupnya.
NGGAK PERLU!!!
Eits gue nggak nerima penolakan sampe lo maafin gue, oke sampe ketemu besok bye.
Rere tidak lagi membalas pesan dari Mungga. Ia beralih merapihkan tempat tidurnya yang di buat berantakan oleh Aldi. Setelahnya ia merebahkan diri di atas tempat tidur.
Untuk kesekiaan kalinya ponselnya berdering. Di lihatnya notifikasi tersebut. Tanpa sadar perlahan bibirnya terangkat membentuk senyuman yang indah ketika ia membaca pesan itu.
Good night es kutub, mimpiin gue ya:)
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...