Rere menghentikan langkah ketika ia sampai di parkiran sekolah, terpampang jelas nama SMA Gupta Wijaya yang begitu besar. Hari ini, turnamen antar sekolah dalam rangka merayakan harijadi SMA Gupta Wijaya di laksanakan.Rere masih mengingat kejadian beberapa hari yang lalu di mana ia menangis di hadapan Mungga, memalukan. Pasti hidung merah Rere membuatnya terlihat sangat jelek kala itu. padahal biasanya ia bisa mengontrol diri di hadapan orang lain. Tapi mengapa di depan Mungga ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri?
"Buruan Re, gue tinggal loh."
Rere tersentak dengan ucapan Agnes dan segera melangkah menyusul rombongan dari sekolahnya yang mulai menjauh.
Jangan tanya kenapa Agnes ikut. Melihat Dilla yang sok-sokan ikut menjadi supporter padahal hanya modus tingkat rakyat jelata yang ingin menemui kekasihnya, membuat Agnes pun mengeluarkan jurus terjitunya agar bisa ikut menjadi supporter Rere yang akan mengikuti turnamen futsal.
"Ini lo semangat amat deh, kayak abis pulang dari medan perang terus menang dapet harta jarahan. Gue yang mau ketemu pacar aja nggak segitu bahagianya." heran Dilla yang melihat senyum terus mengembang di bibir Agnes.
"Iya dong, gue akhirnya terbebas dari pelajaran biologi setelah sekian lama gue apalin nama-nama aneh sampe otak gue meleleh." ucap Agnes bersemangat karna memang alasa terkuat ia ingin ikut karena malas bertemu dengan pelajaran biologi.
"Alay lo." seringai Rere.
Agnes bersungut sebal. "Iya lo yang otaknya encer tau, gue mah tau."
Pandangan Agnes beralih menatap lapangan sekolah yang di penuhi siswa-siswi yang sedang latihan pemanasan mau pun yang hanya bermain-bermain.
"Eh Mungga tuh Re." Agnes menunjuk ke arah lapangan.
"Mana-mana." heboh Dilla.
Pandangan Rere dan Dilla beralih menatap ke arah lapangan yang di tunjuk Agnes. Terlihat Mungga yang masih mengenakan pakaian putih abu-abu sedang memimpin pemanasan, menjadi pusat perhatian para siswi. Di sampingnya ada Bobby yang juga mengenakan pakaian sama dengan Mungga berlagak menjadi pemimpin tim.
Seorang siswi terlihat mendatangi Mungga kemudian memberikan sebotol air mineral, Mungga menerimanya. Sesaat kemudian beberapa siswi yang lain pun ikut-ikutan mengerubungi Mungga, mencoba memberikan air minum juga. Bobby yang merasa sumpek dan risi berada di samping Mungga, berusaha membubarkan pasukan fans Mungga namun tidak berhasil. Ketika seorang cewek yang berdandanan tidak seperti anak sekolah datang dan dengan bringas membubarkan pasukan fans Mungga. Mungga yang terlihat tak suka berhasil membuat cewek itu pergi setelah beradu mulut.
Sayangnya adu mulut antara Mungga dan cewek itu tidak terdengar dari telinga Agnes dan Dilla yang sedari tadi memperhatikan dengan mata yang tidak berkedip dan sangat seksama karena jaraknya yang memang jauh. Sementara Rere memandang dengan datar adegan yang baru saja terjadi.
"Busettt demi Baekhyun yang jadi tunangan gue, gue berasa nonton drama yang suka ada di pilm-pilm." Agnes mulai heboh.
"Berasa artis deh jadi dia, tapi yang tadi cabe-cabean itu siapa deh Re?" tanya Dilla menunjuk ke arah cewek tadi yang mulai menjauh.
Rere mengedikan bahu tanda tak tau.
"Lo nggak cemburu?"
Rere melirik tajam ke arah Dilla dan Agnes yang menatapnya dengan seringai menyebalkan.
"Nggak." ketus Rere.
"Ya biasa aja dong, malah main ngegas cuma di tanya begituan. Keliatan banget lo cemburunya." ucap Dilla yang sertai kekehan Agnes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. M3 | munggaran
Teen FictionIni bukan cerita seorang good boy atau bad boy apa lagi cerita romance boy. Bukan. Ini hanya cerita manusia aneh, Mr. M3. Atau lengkapnya Muhammad Munggaran Meldrat. Mungkin dia sedikit gila, suka centil sana sini juga, tapi kadang otaknya berfungsi...