Tidak pernah dia sadari bahwa di siang hari yang terik itu,tepat di hari kelulusannya, adalah hari terakhir melihat Wira dan Bunda Listya. Keesokan harinya gadis itu harus menerima kenyataan bahwa dia harus pindah ke luar kota, tinggal bersama keluarga Abimanyu
"Kamu anak sulung di keluarga ini. Kewajiban kamu untuk membayar semua hutang budi kita ke mereka. Mulai besok kamu akan pindah dan tinggal bersama Keluarga Mas Abimanyu. Turuti apa mau mereka. Jangan buat malu papa dan mama"
Kala itu Anggi hanya bisa menerima dengan perasaan yang hancur. Orang tuanya pun tidak mengijinkannya menemui Wira dan Listya. Anggi pergi dengan meninggalkan separuh hatinya.
Putra Abimanyu dan istrinya, Utari adalah kawan lama Wishnu, ayah Anggi. Abimanyu lah yang membantu tanpa pamrih ketika usaha Wishnu diambang kebangkrutan. Abimanyu tidak meminta imbalan apapun, namun ketika Utari tidak sengaja berjumpa dengan Anggi, wanita itu langsung jatuh cinta kepadanya. Tanpa sadar, Utari meminta Anggi tinggal dengan mereka. Wishnu dan Larasati langsung mengiyakan tanpa meminta persetujuan sang mputri sulungnya.
Anggi sangat diterima di keluarga Abimanyu. Utari begitu mencintai gadis itu. Utari dan Abimanyu sendiri hanya mempunyai seorang putra.
Angkasa Putra Abimanyu.
Lelaki berandal yang mempunyai hobi ke klub malam dan suka bermain dengan banyak perempuan.
Hari itu adalah hari pertama Anggi bertemu dengan Angkasa. Angkasa yang kala itu baru saja terbangun dari tidurnya, membelalak tak percaya ketika di pagi hari yang cerah itu, ada seorang Anggi membantu sang mama menyiapkan sarapan.
Angkasa terpesona pada kecantikan dan kepolosan Anggi. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan dia terpaku cukup lama melihat bagaimana Anggi sangay akrab dengan mamanya
"Angkasa...ngapain kamu? Oh ya mama lupa. Kenalin, ini Anggi. Anaknya Om Wisnu. Dia akan tinggal sama kita . Oh ya, Anggi Sayang, ini anak tunggal Mama. Namanya Angkasa. Dia ini bandelnya naudzubillah. Taun ini dia ngulang kelas satu. Mama pusing sama kelakuan dia"
"Ck...Ma...harus ya bilang aib aku di depan bidadari dari surga?"
"Ha? Bidadari? Siapa?"
"Ck..Mama lemot. Hai kenalin Namaku Angkasa. Panggil aja Angkasa atau Mas Angkasa atau Beib juga boleh. Asal jangan panggil "Suamiku" kita belum sah. Kecuali kalau Anggi mau segera disahkan, Mas Angkasa siap"
Mendengar omongan ngawur dari anak tunggalnya, Utari seketika melemparinya dengan sendok sayur yang ada di genggaman tangannya.
"Mama....."
"Apa? Ngomongin kawin? Sekolah aja ga beres. Sukanya masih dugem. Kalau dah lulus kuliah boleh kawin. Enak aja"
"Mamaku sayang, sunnahnya kan menikahlah ketika telah mampu. Nah Angkasa mampu kok. Angkasa punya bisnis sendiri sama teman teman. Insya Allah bisa buat Dek Anggi bahagia dunia akhirat"
"Ya Allah...anak satu ini...Papa...Papa..."
Anggi yang menjadi pendengar pertengkaran lucu diantara ibu dan anak itu, hanya bisa mengulas senyum. Kehangatan keluarga yang sangat dia dambakan dan tak pernah dia dapat dari orang tua kandungnya.
Anggi adalah seorang anak perempuan sulung yang selalu tersisihkan bahkan dia merasa bukan anak kandung orang tuanya. Wishnu dan Larasati selalu menomorsatukan kedua adik kembar laki-lakinya. Dia kesepian. Kehangatan keluarga selalu dia dapatkan dari Wira dan Listya. Hanya mereka yang menjadi tempatnya berkeluh kesah.
"Anggi Sayang, kok melamun Nak. Itu tangannya Angkasa kok ga disalamin. Kasian anakknya nanti ngambek"
"Anggi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANUGERAH UNTUK PRASASTI
General FictionAnggita Prasasti, anak sulung dari tiga bersaudara. Lahir dari keluarga yang menengah, tidak membuat Anggi, panggilan namanya, menjadi anak manja. Anak sulung yang harus selalu menjadi pelindung bagi keluarga terutama kedua adik laki lakinya. Bagas...