Plakk
Entah sudah berapa kali Laksmi menampar wajah putri kandungnya. Dia melakukan itu di depan suami dan kedua anak lelaki kembarnya. Saat ini mereka telah berada di kediaman Wishnu karena pesta pertunangan Anggi dan Angkasa akan diadakan keesokan harinya
"Anak durhaka, kenapa kamu menolak pertunangan ini? Apa karena beasiswa kamu? Lupakan beasiswamu. Mau taruh dimana muka kami ini"
"Ingat Anggi, kita bisa hidup mewah seperti sekarang karena keluarga mereka. Kita berhutang segalanya. Kamu bisa mikir ga sih"
Anggi masih terus menangis dan tertunduk. Sakit yang dirasakan di wajah nya tak sebanding dengan sakit yang ada di hatinya
Selalu seperti ini. Anggi anak sulung yang selalu menjadi korban. Selalu paling belakang dalam hal apapun. Tak pernah dia merasakan kasih sayang dari Wishnu dan Laksmi. Hanya kedua adik kembarnya, Bagas dan Cakra, yang selalu mendapatkan limpahan kasih sayang.
"Tapi itu impian Anggi. Anggi mohon kali ini saja. Biarkan Anggi mewujudkan impian Anggi"
Wishnu yang sedari tadi diam di kursi kebesarannya, kali ini mendekat ke arah Anggi yang sekarang terduduk di lantai dan terus menangis. Wishnu menggerakkan jemari tangannya dan mencengkeram erat rahang wajah putri kandungnya.
"Impian kamu bisa membuat kita semua terlempar di jalanan. Kamu ingin kami semua jadi gelandang? Jawab Anggi!!"
"Sakit Pa"
"Anak durhaka. Harusnya dulu kamu gugurkan saja anak ini, Ma. Pembawa sial"
Kata-kata itu tak asing lagi bagi Anggi. Kalimat yang sama dan terus akan diulang jika ia melakukan sedikit kesalahan. Hatinya sudah kebal dengan segala ucapan ayah kandungnya
"Pertunangan kamu tetap akan dilaksanakan esok hari. Ingat itu. Dan jangan coba-coba untuk lari atau kabur. Kalian berdua, jaga kakak kalian jangan sampai kemana-mana"
Anggi berjalan merangkak dan bersimpuh diantara kedua kaki ayah kandungnya. Gadis itu masih terus berusaha untuk mengubah keputusan Wishnu dan Laksmi
"Papa....Anggi ga mau pa. Dia jahat pa. Dia..dia mau menodai Anggi. Tolong Anggi pa"
Wishnu masih pada posisinya begitu pula Laksmi dan kedua adik kembarnya. Anggi berharap setelah dia mengungkapkan fakta tentang Angkasa, orang tuanya akan membatalkan pertunangannya esok hari.
"Apapun yang dia lakukan, terima saja. Anggap itu sebagai balas budi. Karena kebaikan mereka, tidak akan pernah bisa dibayar oleh apapun juga"
Wishnu meninggalkan putrinya yang masih tidak percaya dengan ucapannya. Laksmi dan kedua adik kembarnya memilih untuk mengekori Wishnu yang kini memilih memasuki ruang kerjanya
Anggi masih terus menangis dan kini memilih untuk mengunci diri di dalam kamarnya. Kamar tidur yang menjadi tempatnya untuk melepas segala sedih dan duka yang dirasakannya.
Anggi menangis dan berteriak. Hatinya sakit. Dia terluka dan pelakunya adalah ayah kandungnya sendiri. Lelaki yang seharusnya jadi pelindungnya, kini tak ubahnya seperti seorang malaikat pencabut nyawa yang setiap saat mampu mendorongnya masuk ke dalam neraka.
Anggi meraih buku diary yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Dia menulis segala apa yang dia rasakan dalam buku diarynya. Lelah menulis, Anggi memutuskan untuk tertidur dan memeluk erat foto kebersamaannya dengan Listya dan Wira. Anggi terlelap ke dalam alam mimpi dan tanpa dia sadari, dalam tidurnya, dia menangis kemudian tertawa.
"Anggi kangen bunda"
"Anggi kangen Mas Wira"
*************************
KAMU SEDANG MEMBACA
ANUGERAH UNTUK PRASASTI
General FictionAnggita Prasasti, anak sulung dari tiga bersaudara. Lahir dari keluarga yang menengah, tidak membuat Anggi, panggilan namanya, menjadi anak manja. Anak sulung yang harus selalu menjadi pelindung bagi keluarga terutama kedua adik laki lakinya. Bagas...