Extra Part 1: Other Side Love Story

19.9K 1.1K 89
                                    

Pesta ulang tahun Ryu berlangsung cukup meriah. Ryu dan Gie sang tuan rumah sibuk menyambut para tamu yang datang. Bryan dan Bragy sendiri kini memilih untuk mendekatkan diri dengan ayah kandung mereka, Angkasa. Dengan campur tangan Ryu, Angkasa bisa bebas selama beberapa jam untuk menghadiri acara ulang tahun Ryu.

"Apa kabar, Nak?"

"Baik Pa"

"Papa sehat?"

"Seperti yang kamu lihat. Papa sehat"

"Tahun depan Papa bebas kan?"

"Ada rencana menikah lagi, Pa?"

"Pertanyaan kalian sama dengan pertanyaan Mama. Papa tidak ada pernah menikah lagi. Sisa umur Papa akan Papa gunakan untuk mendampingi kalian berdua. Kalian ga keberatan kan?

"Bragy dan Mas Bry ga keberatan Pa. Bagaimanapun, Papa adalah ayah kandung kami"

Ketika mereka asyik bercengkrama, sudut mata Bragy melihat seseorang yang beberapa tahun ini menghilang tanpa kabar. Setelah berpamitan dengan Bryan dan Angkasa, Bragy segera melangkah kakinya untuk menemui wanita yang sejak dulu telah menjadi cinta pertamanya.

Setelah jarak mereka semakin dekat, Bragy segera menarik lengan wanita yang telah lama ingin dia temui. Wanita itu sedikit berteriak namun hardikan Bragy segera membungkam mulut wanita itu.

"Diam atau aku buat kamu semua orang tahu kita ada di sini berdua. Persetan jika suami kamu marah. Aku ga peduli"

Bragy segera membawa wanita itu menuju kamarnya yang memang letaknya terletak di sudut rumah. Bragy sengaja mengunci pintu kamarnya dan menutup semua gordyn kamar

"Bragy..kamu gila...."

"Ya dan aku bisa lebih gila dari Hanin"

"Lepas Agy..."

"Ga akan sebelum kamu jelaskan kenapa kamu mau menikah dengan lelaki itu

Wanita itu memilih untuk pergi namun Bragy kembali mencekal kuat lengan wanita itu. Dengan kasar, Bragy meraup wajah wanita itu dan dengan tanpa permisi, Bragy mencium dengan kasar bibir wanita itu.

Bragy tak memberikan waktu kepada wanita itu untuk menghirup udara agar bisa bernafas

"Bragy, kamu gila"

"Kamu juga gila , Hilda!!!!"

Hilda berusaha mengurai belitan tangan Bragy namun dengan gerakan sangat cepat, Bragy mendorong Hilda ke atas tempat tidurnya.

"Lepas..Agy...Lepas"

" Ga akan"

Bragy dengan mudah menguasai tubuh Hilda. Salah satu tangannya dengan mudah melucuti dress yang digunakan Hilda. Wanita itu terus berteriak namun semua yang dia lakukan sia-sia. Kamar Bragy adalah salah satu kamar yang memang dibuat kedap suara.

"Jangan Agy...aku sudah bersuami"

"Aku ga peduli"

Bragy terus mencecapi setiap jengkal kulit tubuh Hilda. Ketika sampai di dua bukit kembarnya, Bragy segera menikmati keduanya. Meski terus menolak, Hilda tak bisa mengelak dari kenikmatan yang disuguhkan Bragy.

"Aakhhhhh......."

Bragy tersenyum puas. Akhirnya dia menang. Seharusnya memang wanita itu jadi miliknya. Selama ini mereka berhubungan tanpa diketahui orang lain. Namun keputusan Hilda satu tahun yang lalu, meluluh  lantakkan hatinya. Wanita yang jadi cinta pertamanya itu, tiba-tiba memutuskan untuk menikah dengan lelaki yang dulu pernah sangat mencintai ibu kandungnya.

ANUGERAH UNTUK PRASASTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang