Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H
Part ini sengaja dibuat untuk 100k readers yang sudah baca cerita ini. Sekaligus spoiler cerita baru yang akan mengisahkan perjalanan cinta Brielle dan Gio.
Happy Reading
Mentari mulai beranjak dari peraduannya untuk kembali mengemban tugas mulia menyinari bumi dan memberikan senyuman terindah dengan kehangatan yang selalu dirindukan seluruh umat manusia. Kehangatannya disertai dengan hembusan angin di pagi hari yang bisa menyejukkan hati siapapun yang bisa merasakannya.
Hari itu, nampaknya sinar mentari tak mampu menghangatkan hati Brielle yang gundah gulana karena sebuah keputusan besar akan ia laksanakan pada hari ini. Berkali kali ia berjalan hampir mengelilingi seluruh bagian kamar tidurnya. Sesekali ia melirik pantulan bayangannya di cermin besar.
Brielle sungguh cantik hari itu dengan balutan gaun putih penuh dengan renda dan payet. Rambutnya di sanggul sederhana dengan hiasan mawar putih di bagian belakang. Make up sangat sederhana menutupi wajah cantiknya namun dia tetap bersinar meski senyuman belum bisa hadir di balik kecantikannya.
"Nona..."
"Iya..."
"Tuan Gio meminta Anda untuk sarapan"
"Letakkan di situ"
Brielle menghampiri meja yang di atasnya telah tersedia beberapa makanan kesukaannya. Nafsu makan Brielle memang menurun dua minggu belakangan ini sehingga dia nampak kurus di hari bahagianya. Brielle berusaha menelan makanannya meski sesekali ia ingin memuntahkannya kembali.
Selesai makan, Brielle kembali memandangi wajahnya di depan cermin. Pikiran Brielle menerawang jauh. Brielle adalah gadis yang mempunyai kehidupan yang sempurna. Di usia 21 tahun, ia mengikuti jejak kedua kakak laki lakinya. Kini, Brielle sudah menyelesaikan program spesialis anaknya. Brielle juga menjadi pusat kasih sayang semua orang. Papa Mama nya, Papa Angkasa yang sangat menyayanginya karena wajahnya duplikasi dari mamanya. Bryan dan Revalia, Bragy dan Hilda. Belum lagi Om Bagas dan Om Cakra nya. Semua menyayangi Brielle. Tetapi itu dulu ketika ia belum mengambil sebuah keputusan besar dan akan mengubah segalanya.
Putri tunggal Ryu itu berusaha menahan isak tangisnya jika ia mengingat akan keluarganya. Dia merindukan semuanya termasuk Mama nya. Hanya Mama yang menerima juga merestui keputusannya. Mamanya tak segan untuk pasang badan agar semua yang dia inginkan terwujud. Bahkan Mamanya itu sanggup melawan dominasi seorang Ryuzuki Mitsuitomo sehingga Ryu sendiri tak bisa lagi melakukan ancaman terhadapnya dan juga Gio.
"Sayang......"
Brielle berusaha menghapus air matanya. Dia tidak ingin wajahnya yang sudah berpoles make up harus rusak gara gara air matanya. Tubuhnya berbalik ketika sosok lelaki yang sangat ia cintai, berdiri tegap di depan pintu. Laki laki itu begitu tampan dengan setelan tuxedo hitam yang sengaja ia pilih untuk hari istimewanya ini
"Kamu nangis?"
Laki laki itu menangkup wajah kekasihnya. Sesekali ujung ibu jarinya menghapus jejak air mata yang masih basah di wajah cantik calon istrinya itu.
"Brielle kangen Mama"
"Kak Gio juga kangen Mama"
Keduanya berpelukan erat dan berusaha saling menguatkan lewat kata yang terucap lewat sentuhan. Keduanya telah mengambil keputusan berat, terutama untuk Brielle. Gadis itu harus rela kehilangan semua kasih sayang sekaligus semua harta benda yang ia miliki.
Brielle tak keberatan jika ia hidup tanpa kemilau harta. Calon suaminya lebih dari cukup untuk membahagiakan kebutuhan duniawinya. Namun, bukan itu yang Brielle tangisi. Kehangatan keluarga yang selalu melindungi setiap langkahnya, kini tak bisa ada di sisinya. Dia harus menghadapi pahitnya kehidupan fana ini sendiri bersama calon suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANUGERAH UNTUK PRASASTI
Fiction généraleAnggita Prasasti, anak sulung dari tiga bersaudara. Lahir dari keluarga yang menengah, tidak membuat Anggi, panggilan namanya, menjadi anak manja. Anak sulung yang harus selalu menjadi pelindung bagi keluarga terutama kedua adik laki lakinya. Bagas...