Proses penyempurnaan part ini butuh perjuangan ekstra keras. Biasanya hanya butuh beberapa jam saja untuk menyelesaikan satu part. Namun part ini butuh beberapa hari dengan kondisi masih sakit. Justu ketika melihat banyaknya vote dan semakin bertambahnya pembaca, itu yang jadi motivasi sendiri. Terima kasih semuanya
Gie masih terus menangis dalam dekapan Ryu. Wanita itu masih belum bisa sepenuhnya menerima dengan kenyataan yang terjadi di masa lalu. Bagaimana mantan ayah mertuanya ikut andil dalam rentetan peristiwa yang mengantarkannya ke gerbang penderitaan belasan tahun lamanya.
"Mas, Om Abi..."
"Iya. Tapi Mas tidak menyalahkannya. Kasih sayang yang terlampau besar kepada Angkasa, memaksanya untuk menutup hati nuraninya"
"Terus, selanjutnya kalian kemana?"
"Kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Dengan sangat terpaksa, kami menjual kado ulang tahunmu. Mas akhirnya membawa Bunda pulang ke kampung. Sedangkan Mas masih terus ingin berada di dekatmu"
"Dengan uang seadanya, Mas kerja apa saja. Jadi tukang batu,kuli bangunan. Apa saja yang terpenting bisa kirim uang untuk Bunda. Dan Mas masih bisa melihatmu dari jauh meski ruang gerak Mas jadi terbatas.
"Lambat laun Mas tahu bahwa kebakaran di rumah sewa kami itu adalah kesengajaan. Salah satu kawan Mas sesama kuli bangunan memberikan informasi kalau ada segerombolan orang dengan sengaja menyiram bensin ke rumah sewa kami. Tak hanya itu, tiap malam Mas selalu mendapatkan teror untuk tidak lagi mencoba menemui kamu"
"Akhirnya Mas mulai berpikir, tidak mungkin aman jika tinggal berdekatan. Setelah berunding dengan Bunda dan uang tabungan Mas cukup, beberapa bulan kemudian Mas nekat merantau ke Batam. Mas naik kapal laut. "
"Sesampainya di sana, Mas hidup menggelandang. Tidur di surau, di pelabuhan. Yang penting mas dapat makan. Hingga dua bulan berikutnya, Mas ketemu orang baik yang punya bengkel motor kecil. Mas diminta jadi teknisi dengan gaji yang kecil dan semuanya Mas kirimkan ke Bunda."
"Hati Mas hancur ketika mendengar kabar pertunangan kamu. Mas lihat foto kalian berdua. Kamu terlihat sangat bahagia, Sasti. Mas marah saat itu. Kamu yang jadi alasan Mas bertahan dari kerasnya hidup. Mas akhirnya terima tawaran jadi TKI illegal di Malaysia"
"Di sana Mas kerja jadi kuli dan tukang batu. Uang yang Mas dapat sedikit lebih banyak dan bisa untuk Bunda di kampung meski harus kejar kejaran dengan imigrasi di sana. Mas kumpulkan uang sedikit demi sedikit."
"Kenapa sampai harus kesana, Mas?. Jadi TKI illegal kan bahaya"
"Melupakan sakit hati. Melihatmu bertunangan dengan lelaki lain dan tidak bisa melakukan apapun, sudah membuat hati Mas hancur. Mas seperti mati rasa bahkan ketika harus dipukuli cukong atau orang imigrasi, Mas tidak merasakan apapun"
Gie memeluk erat tubuh Ryu yang kini suaranya bergetar ketika harus membuka kembali cerita masa lampau.
"Berapa lama Mas disana?"
"Sekitar dua tahun. Pindah pindah, Sayang. Awal datang, kerja di Johor trus pindah Batu pahat, terakhir waktu dideportasi kerja di KL"
"Dideportasi?"
"Iya, Mas dideportasi dan langsung pulang ke kampung Bunda. Mas bawa uang cuma sedikit tapi Bunda pintar manfaatkan uang. Bunda beli tanah yang ga seberapa luas dan rumah meski cuma rumah sederhana"
"Bunda minta Mas untuk tinggal di kampung saja. Akhirnya Mas setuju. Disana Mas coba buka bengkel kecil kecilan dan servis elektronik. Kecil, Sayang. Kampung Bunda itu agak terpencil."
"Kenapa bisa ada di Jepang?"
"Beberapa bulan kemudian, waktu itu Mas ingat Bunda pulang dari pasar yang ada di kecamatan. Bunda pulang dengan mata yang bengkak seperti menangis. Setelah Mas tanya, Bunda ga jawab. Malam harinya, Bunda kasih Mas tabloid yang tanggal edarmya sudah dua bulan sebelumnya. Disana memuat berita pernikahan kamu dengan Angkasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANUGERAH UNTUK PRASASTI
Ficción GeneralAnggita Prasasti, anak sulung dari tiga bersaudara. Lahir dari keluarga yang menengah, tidak membuat Anggi, panggilan namanya, menjadi anak manja. Anak sulung yang harus selalu menjadi pelindung bagi keluarga terutama kedua adik laki lakinya. Bagas...