A new day

11.6K 826 24
                                    

Maaf molor buat update cerita. Maafkan mamak yang otaknya dah berkarat pas musim UTs gini. Tugas buat papernya juga buanyaakkk.

Selamat menikmati

###################################

Sepasang anak manusia itu masih bergelung di bawah selimut tebal ketika terdengar suara gaduh dari luar pintu. Wanita yang ada di bawah selimut itu nampak tak terusik dengan keributan di luar sana. Lelaki yang ada di sampingnya berusaha membuka mata yang terasa berat.

Ketika melihat jam dinding, lelaki itu hanya tersenyum dan memilih untuk memandangi tubuh polos istrinya yang sekarang terdapat banyak tanda merah disana hasil karya dirinya sejak dua hari yang lalu.

"I love you , wife"

Tangan lelaki itu perlahan mengusap lembut bagian perut istrinya dan berkali-kali memberikan kecupan lembut di permukaannya.

"Cepat tumbuh di sana ya, anak anak papa. Kita harus kerja sama supaya mama ga diambil orang"

Lelaki itu sedikit terusik ketika getaran ponselnya semakin keras. Dengan masih bertelanjang dada, lelaki itu meraih ponselnya dan beberapa saat dia mengumpat berkali kali hingga membuat wanitanya menggeliat.

Tuan dan Nyonya besar ada di ruang tamu, Tuan. Ada teman-teman nyonya Anggita juga. Kami harus bagaimana?

Tahan mereka di ruang tamu. Kalau sampai istriku terbangun, aku lubangi kepala kalian semua

Angkasa terus mengusap lembut pucuk kepala Anggita yang sepertinya terusik dengan suara di luar.

"Mas, berisik banget sih mereka...."

"Sssstt....tidur, Love. Mungkin orang pacaran lagi bertengkar."

Beberapa detik kemudian, Anggita kembali terlelap dalam tidurnya. Angkasa memutuskan untuk keluar dan menghadapi para pengganggu yang ingin memisahkannya dengan Anggita.

Angkasa berjalan keluar kamar dengan masih memakai baju tidurnya dengan wajah dan rambut yang dia biarkan acak-acakan.

"Pa, Ma..."

Bugh
Bugh

Abimanyu terus menghujani pukulan ke tubuh Angkasa dan Angkasa sendiri memilih untuk tidak melawan sama sekali. Utari hanya bisa menguatkan hatinya melihat suami dan anaknya sedang beradu otot.

"Kalian, cari Anggita. Kita bawa pulang dia hari ini juga"

Mega, Ghea dan Mawar segera pergi dan mencari keberadaan Anggita. Namun langkah mereka terhenti ketika para pengawal Angkasa menghalangi langkah mereka.

"Perintahkan anak buahmu untuk menyingkir"

"Ga akan, Pa. Kenapa papa berhenti?. Ayo pukul Angkasa lagi?"

Abimanyu ingin sekali memberikannya pukulan namun nurani sebagai ayah menahannya.

"Papa Mama ini aneh. Ada yang salah dengan kami? Anggita masih istri saya, Pa. Dan kenapa harus bawa laki-laki sialan ini kesini?

Mega dan sahabat Anggita yang lain masih berupaya untuk mencari keberadaan Anggita.Sedangkan Bayu, hanya bisa berdiri dan tidak bisa melakukan apapun.

"Maw, please. Anggita barusan tidur. Dia lelah. Jangan ganggu dulu. Dia ga boleh terlalu letih"

Abimanyu mencengkeram kuat kaos yang dipakai putranya. Kedua matanya berkilat merah.

"Kamu siksa dia lagi?"

"Mana Anggita, Mas. Jangan kamu sakiti dia"

Utari memutuskan untuk berkeliling mencari Anggita. Para pengawal Angkasa akhirnya undur diri melihat Nyonya besarnya sudah membelalakan matanya.

ANUGERAH UNTUK PRASASTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang