Revealed

10.6K 842 29
                                    

Pagi hari itu, Anggita memilih untuk menghabiskan waktu liburnya di rumah saja. Selain karena tugasnya sebagai seorang pengajar mulai menggunung, perlahan Anggita mulai menekuni hobi lamanya yaitu bermain valas. Anggita berusaha sebisa mungkin melupakan kesedihannya dengan melakukan segala kegiatan yang positif. Anggita juga lebih mengasah kepintarannya dalam membuat aneka masakan dan makanan ringan.

Saat itu, Anggita sedang mencoba resep Nanaimo Bars. Ini merupakan makanan dessert berbentuk bar atau batangan yang tidak dipanggang. Nanaimo bar terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan kraker graham kelapa, isian custard bermentega, serta lapisan ganache cokelat di atasnya.

Jemari tangan Anggita mulai bermain dengan mixer, spatula dan alat lainnya. Ketika sedang mencacah batangan coklat, ponsel yang ada di sampingnya bergetar. Anggita tak melihat siapa yang menghubunginya, namun salah satu jemari tangannya langsung mengusap layar dan suara seseorang sangat dia rindukan, mulai terdengar

"Hallo, Anggi"

"Mama!!!!!!!!"

"I miss you , darling. Kalian sehat kan? Angkasa ga macem-macem kan, Sayang?"

Anggita terdiam sejenak. Inilah alasan mengapa dia bertahan. Anggita sangat menyayangi kedua mertuanya. Kasih sayang yang mereka berikan jauh lebih tulus daripada orangtuanya sendiri

"Hmm...Mas Angkasa baik kok, Ma"

"Tapi dari tadi Papa hubungi dia, kok semua ponselnya mati, Sayang"

"Hmm...itu....hmmm...Mas Angkasa masih tidur Ma"

"WOW...kalian lembur ya, Sayang. Anggita kok sudah bangun?"

"Lagi buat sarapan dan cemilan, Ma. Biar Mas Angkasa ga kelaperan"

"Kalian kapan main ke sini. Kami belum bisa pergi kemana mana. Bisnis papamu maju pesat. "

"Tunggu Mas Angkasa libur ya Ma. Pasti diusahakan ke sana"

"Udah dulu ya ,Sayang. Yang rukun ya kalian berdua. Kalau Angkasa jahatin kamu, bilang ke Mama ya. Dah Sayang"

Anggita tak bisa lagi menahan laju air matanya. Berkali kali keluar kata maaf karena telah membohongi wanita yang sangat ia cintai itu.

Anggita mencintai Utari melebihi ibu kandungnya sendiri. Bahkan Utari lebih dekat kepadanya dari pada Angkasa, anak kandungnya sendiri.

Anggita tidak ingin kehilangan Abimanyu dan Utari karena itulah ia akan berusaha untuk bertahan. Mungkin apa yang dia lakukan adalah kebodohan.

Sejak kecil, Anggita selalu tersingkir terkadang malah jarang dipamerkan bahwa ia adalah putri sulung keluarga Wishnu Soebrata. Kasih sayang seorang ibu hanya ia dapatkan dari Bunda Listya. Bersama dengan Wira, Anggita mendapatkan kasih sayang yang ia butuhkan.

Utari dan Abimanyu hadir menggantikan kehilangannya yang terdalam. Jika dia memilih berpisah dengan Angkasa, bisa dipastikan kasih sayang orangtua selama ini akan menghilang.

Wishnu dan Laksmi sendiri tidak pernah terdengar kabar beritanya. Kedua adiknya, Bagas dan Cakra tak pernah menghubunginya. Terakhir kali Anggita bertemu dengan keluarga kandungnya ketika acara pernikahannya.

Tak ada pilihan lain selain bertahan dan berusaha agar Angkasa kembali seperti sedia kala. Hanya itu. tak ada yang lain.

########

Siang itu, Anggita sengaja mengosongkan jadwal mengajarnya karena salah satu sahabatnya, Mega , berulang tahun. Tak ada perayaan khusus. Mega hanya ingin menghabiskan waktunya hingga larut malam di kafe langganan mereka.

ANUGERAH UNTUK PRASASTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang