Semilir angin malam menerpa kulit wajahnya. Sesekali dia memejamkan mata sejenak, menikmati hembusan angin dan beberapa saat kemudian, ia menengadahkan kepalanya melihat kilauan bintang dan terangnya sinar bulan.
"Malam Pa!!"
Sebuah suara yang ia tahu berasal dari salah satu putranya, membuatnya menengakkan badan dan tersenyum ke arah sumber suara. Tebakannya benar. Kedua putra kembarnya kini berjalan menghampirinya.
"Belum tidur?"
Bryan memberikan sebuah mug berisi coklat panas dan beberapa kudapan ringan di atas piring. Ketiganya memilih duduk di kursi rotan yang ada di balkon lantai tiga kediaman Ryu yang ada di Singapura.
"Belum ngantuk, Pa"
"Papa sendiri kenapa belum tidur?"
Ryu hanya bisa tersenyum mendengar pertanyaan Bragy. Ryu sengaja memilih menikmati angin malam karena jika dia masih berada di dalam kamar tidurnya, lelaki itu tak bisa mengontrol nafsu syahwatnya.
"Belum ngantuk"
"Terus, Mama?"
Ryu memilih untuk tak menjawab pertanyaan Bryan. Kedua putranya itu pasti sudah sangat mengerti dengan apa yang terjadi.
"Mama masih belum fit, Pa. Jangan diajak lembur terus!"
"Adik perempuan ya Pa.!!
Ketiganya akhirnya tertawa lepas sembari melihat ke arah langit yang malam itu begitu terang karena terangnya sinar bulan purnama.
"Terima kasih sudah mendukung Papa. Dan terima kasih, kalian berdua memanggil Papa bukan Daddy lagi"
Bryan dan Bragy akhir duduk bersimpuh di depan Ryu. Lelaki itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh kedua putranya.
"Kami sepakat jika nanti mama menikah, maka suami mama akan kami panggil papa"
"Terima kasih telah menjadi sosok ayah untuk kami berdua. Papa mengajarkan kami semua hal tentang kebaikan. Apa jadinya kami jika Papa ga pernah datang di kehidupan kami"
"Jaga Mama ya Pa. Kami ga bisa selamanya ada di samping Mama. Adanya Papa bisa buat kami tenang. Bahagiakan Mama"
Ryu tidak bisa lagi menahan keharuannya. Segera lelaki itu memeluk erat kedua putranya. Keputusannya dulu untuk mendekati mereka berdua ternyata tak pernah salah. Ryu sangat menyayangi mereka berdua. Ryu lah yang mendidik mereka hingga seperti saat ini
Tujuh tahun yang lalu, Ryu hanya ingin mencari informasi mengenai Gie melalui kedua anaknya. Namun entah mengapa, niatan awal itu berubah. Dia sangat ingin melindungi Bryan dan Bragy. Dia bahkan rela membeli rumah di sekitar asrama si kembar.
Ryu menghujani mereka dengan kasih sayang dan perhatian. Dengan cara menjaga Bryan dan Bragy, sudah membuktikan jika Ryu sangat mencintai ibu kandung mereka. Unik bukan?
"Terima kasih untuk mau menjadi anak Papa. Kebahagiaan kalian dan Mama akan selalu jadi prioritas Papa. Papa hanya minta, selama Mama bertugas di Indonesia, kalian bekerjalah di Indonesia juga atau di sekitarnya. Papa hanya ingin kita berkumpul sebagai keluarga. Sudah lama kan kita ga merasakannya?"
"Ya Pa. Bryan sudah di tunjuk untuk pegang wilayah Asia Tenggara. Dan nanti Bryan jadi ambil tempat di Mitsui Tower"
"Bragy juga sudah tanda tangan kontrak dengan El TV Pa sampe dua tahun kedepan. Mami Mega minta Bragy jadi produser acara Explore Indonesia'"
"Master kalian?"
"Bryan dapat semacam privillage, Pa. Karena GPA Bryan kemarin sempurna, Bryan bisa menempuh kelas online. Bryan juga sudah mengajukan proposal. Sesekali Bryan bisa kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANUGERAH UNTUK PRASASTI
General FictionAnggita Prasasti, anak sulung dari tiga bersaudara. Lahir dari keluarga yang menengah, tidak membuat Anggi, panggilan namanya, menjadi anak manja. Anak sulung yang harus selalu menjadi pelindung bagi keluarga terutama kedua adik laki lakinya. Bagas...