1st page

566 59 2
                                    

Aku berjalan bersisian dengan Sabrina juga Angel menuju kantin. Senin yang padat. Semua mata pelajaran hari ini, pelajaran eksak semua. Paginya Matematika, dilanjut dengan Fisika lalu Biologi.

Aku tau, aku anak IPA. Tapi, mengeluh itu wajar, kan? Aku manusia biasa.

"Ah, maaf." Seseorang menubrukku dari belakang dengan cukup keras. Aku mengaduh kecil lalu menatapnya. Mataku terarah pada tanda kelas di lengan bajunya.

Ah, kakak kelas.

Dengan senyuman simpul, aku menjawabnya, "Iya, kak. Gak apa-apa."

"Sekali lagi, maaf ya?" Aku kembali tersenyum sebelum kembali melanjutkan langkahku.

Sabrina dan Angel yang berada di sampingku menatapku dalam-dalam. Aku menaikkan kedua alisku. "Kenapa?"

Sabrina menggeleng. "Gak ada apa-apa. Hanya saja..."

"Ah, ya. Kamu mau tau siapa dia?" potong Angel semangat. Aku tak meresponnya sama sekali. Masa bodoh, lah! Aku tidak peduli siapa dia.

"Namanya Alan! Ah, tampannyaa..." pekiknya tertahan layaknya seorang fans fanatik. Aku hanya menggedikkan kedua bahuku tak acuh.

"Aku gak peduli, btw. Lagipula, kenapa bisa kalian kenal dengan kakak kelas?"

Mereka terkikik geli. "Siapa yang tidak kenal casanova sekolah? Satu sekolahan pasti tau semuanya!" seru Angel.

"Dia casanova sekolah?" Mereka berdua mengangguk kompak. "Kenapa aku baru tau?"

Mereka serentak memutarkan kedua bola matanya jengah.

"Kamu terlalu lama tinggal di gua, sayang," ejek Angel dengan nada mengesalkan.

Lagi-lagi, aku menghiraukannya. "Tapi, memang, dia tampan. Dan sangat tinggi."

***

Di kantin, aku kembali bertemu dengan si casanova itu. Aku memperhatikannya sebentar. Iya, benar. Pantas saja ia dijuluki pria casanova, dia memang memiliki semuanya.

Tampan, tinggi, putih, dan tampan.

Ah, aku bahkan menyebut ia tampan hingga dua kali.

Saat itu juga, ia menoleh ke arahku. Belum sempat aku membuang muka, ia sudah lebih dulu melihatku dan melemparkan senyum simpulnya padaku

Ah, yaa... Dia juga terlihat seperti orang baik. Tanpa sadar, aku membalas senyumannya hingga Sabrina menubrukkan bahunya pada bahuku dengan seringai jailnya.

***

"Dia anak kelas 12 IPA 1. Dia juga ikut ekskul paskibra, Len."

Angel tak henti-hentinya membahas tentang Alan sepanjang hari itu. Di setiap kesempatan. Belum lagi dengan informasi seadanya dari Sabrina.

Aku tak menghiraukan mereka sama sekali. Percuma saja, lah. Tidak ada artinya. Mereka juga akan berhenti dengan sendirinya bila sudah lelah, nanti.

"Ngel, kenapa kamu tau sekali, sih, tentang Alan?" tanya Sabrina. Pertanyaan yang sama dengan milikku yang malas aku utarakan.

Angel memberikan cengirannya. Ia lalu mengangkat smartphone miliknya dengan sebelah tangan. "Aku gabung grup gosip satu angkatan."

Sabrina menepuk jidatnya pelan sedangkan aku meringis.

"Kamu memang punya jiwa gosip yang sangat besar. Kamu pantas jadi admin akun gosip. Beneran!" ucap Sabrina sarkas tanpa tau bahwa Sabrina juga terlihat hampir sama dengan Angel di mataku.

"Iya, aku juga inginnya begitu."

Lalu setelahnya, mereka kembali membahas tentang Alan dan segala tentangnya yang bahkan tidak penting untuk dibahas sama sekali.

Memang, punya teman dengan jiwa gosip yang tinggi akan sangat mengganggumu.

***

To Be Continued

Ps: Maaf kalau hasilnya mengecewakan. Aku juga masih perlu banyak belajar🙏

PSS: Btw, Terima kasih banyak buat semua vote yang udah kalian kasih ke aku🙏 Semoga aku gak ngecewain kalian. See you soon!

Tragiko [SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang