Aku kembali ke kelas sesaat setelah Kenzo dan Alan keluar. Di perjalanan menuju kelas, aku bahkan tidak dapat berpikir jernih.
Aku bebas dari hukuman Ibu Fransisca--guru Matematikaku--karena terlambat masuk kelas. Ia percaya bahwa aku baru saja kembali dari toilet karena sembelit.
Tapi bahkan di setiap menit yang kulalui, aku tidak bisa fokus. Pikiranku tetap tertuju pada Kenzo dan Alan serta ide bodoh mereka.
Bertaruh dengan menggunakan aku sebagai barang taruhannya?
Gila!
Mereka berdua benar-benar gila!
***
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Angel padaku begitu bel istirahat berbunyi. Aku lantas menceritakan semua yang kulihat di lapangan indoor pagi tadi pada Angel dan Sabrina. Mereka mendengarkan ceritaku dengan khidmat.
"Kamu serius?!" pelik Sabrina setelah aku selesai bercerita. Aku mengangguk.
"Menurut kamu, siapa yang mengajukan taruhan itu?" Aku menggeleng menjawab pertanyaan Angel.
"Aku harus bagaimana?" tanyaku frustasi.
"Itu semua tergantung kamu. Kamu mau pura-pura tidak tau atau melabrak keduanya?"
"Melabrak sebenernya kata yang kurang pas, sih. Tapi, yaa, Kira-kira begitulah!" lanjut Sabrina.
Aku terdiam. Pilihan yang cukup sulit.
Di satu sisi, aku penasaran dengan taruhan mereka. Aku ingin tau siapa yang menang. Tapi di sisi lain, aku marah. Siapa yang tidak marah saat tau dirinya menjadi barang taruhan?
Dengan putus asa, aku bertanya, "Ada saran?"
Sabrina dan Angel saling tatap untuk beberapa saat sebelum menjawab pertanyaanku berbarengan.
"Ada."
***
TBC
PS. Aku kasih kalian peringatan ya... Cerita ini bakal panjaaang banget. Jadi, semoga aja, kalian ga bosen baca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragiko [SEASON 2]
RomanceSeason 1 [FINISH] Season 2 [DISCONTINUED for some reasons] ••• Tragikó/adj causing or characterized by extreme distress or sorrow. ••• Mungkin seharusnya, kita tidak usah bertemu bila itu hanya menimbulkan luka yang bahkan hingga kini masih terasa...