18th page

95 23 0
                                    

"Kamu menang."

Itu sebuah pernyataan. Dan dengan senyuman pongahnya, Kenzo berucap, "Tentu."

"Sudah bisa kuduga. Tapi tetap tidak bisa kuterima."

"Terima sajalah! Kenyataannya memang begitu," ujar Kenzo tanpa bisa menghilangkan nada pongahnya.

"Benar. Tidak ada jalan lain selain menerimanya. Tapi, bagaimana dengan taruhannya? Kita seri!" seru Alan terdengar frustasi.

Kenzo berpikir sejenak. Begitupula dengan Alan.

"Ayolah! Kamu yang punya ide dengan taruhan ini. Jadi, kenapa kamu menanyakannya padaku?" sewot Kenzo kemudian.

Alan terdiam. Cukup lama hingga Kenzo lelah menunggu.

"Sudahlah! Itu tidak lagi penting." Ia menepuk bahu Alan perlahan. "Aku pergi."

Kemudian, Kenzo meninggalkan Alan di lapangan pusat kota sendirian.

***

"Sudah? Begitu saja? Kamu yakin?" cecar Sabrina. Angel mengangguk dengan sangat yakin.

"Aneh," gumamku. Angel berseru menyetujui. "Yups, memang terkesan aneh dan ganjil."

"Kamu yakin taruhannya hanya sampai di sini?" Sabrina kembali bertanya.

"Tidak. Tentu saja tidak! Bahkan belum ada yang menang di antara mereka berdua. Mereka seri!" seru Angel. Aku menyetujuinya dalam hati.

"Omong-omong, aku belum lihat Kenzo sepanjang hari ini. Kamu lihat?" tanya Sabrina kepadaku. Seketika, aku menggeleng.

"Aneh. Ini sudah lewat jam istirahat dan dia masih belum terlihat. Ke mana dia?"

Aku menggeleng. Namun dalam hati, aku ikut mempertanyakan keberadaannya.

***

PS: Sorry baru bisa update. Sebenernya, aku tuh tiap nulis cerita ini suka diapus lagi. Kayak, gak nemu yg bagus gitu... Gak sreg mulu bawaannya. Baru sekarang ngerasa sreg lagi. Oh ya, jangan lupa pencet ⭐ di bawah!!

Tragiko [SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang