27th page

87 14 0
                                    

Aku memikirkan saran dari Angel dengan sungguh-sungguh. Hal yang paling sulit adalah meyakinkan perasaanku sendiri terhadap Alan.

Apa yang sebenarnya aku rasakan pada Alan? Cinta? Aku tidak yakin.

Jariku lantas menyentuh sampul buku berwarna putih gading dengan berhiaskan bentuk hati berwarna merah muda. Di sampulnya itu tertulis kalimat Pedoman Menemukan Cinta Untuk Pemula.

Buku itu bukan milikku, tentunya. Aku tak pernah membeli buku semacam itu. Angel yang memilikinya. Lucu memang. Mengaku profesional, tapi ternyata butuh buku pedoman juga.

Dan konyolnya, ia meminjamkan bukunya itu padaku sore tadi. Ia bahkan sengaja datang jauh-jauh dari rumahnya menuju rumahku hanya untuk memberi pinjam buku murahan seperti ini.

Ia bilang, "Mungkin buku ini berguna bagimu yang tengah kebingungan."

Dan, ya, tentu saja. Dari awal, aku tidak berniat untuk membacanya.

Namun nyatanya, jari-jariku menghianati niatku. Dengan sendirinya, ia membuka buku itu. Membuka tiap-tiap halamannya sampai tiba di bab pertama.

Judulnya, Apa Itu Cinta?

Tanpa sengaja, aku membaca kalimat awalnya.

Cinta adalah rasa sayang yang bersumber dari hati dan bersifat timbal balik juga tulus.

Dari awal kalimat itulah, aku terus melanjutkan membaca buku itu hingga tibalah di bab pertengahan. Siapa orang yang kamu cinta?

Aku ingin berhenti membaca karena aku tau, buku ini hanyalah omong kosong. Namun, lagi-lagi, sesuatu di tubuhku menghianati.

Di bab itu disebutkan bahwa, "Cintamu adalah seseorang yang selalu kamu dambakan kehadirannya."

Sampai sini, aku kembali berpikir. Siapa?

Aku selalu ingin bertemu dengan Kenzo. Apalagi dengan kenyataan bahwa kini ia telah pindah sekolah. Ke suatu tempat yang bahkan tak aku ketahui keberadaannya.

Tapi, aku juga menginginkan kehadiran Alan--meski sulit 'tuk kuakui. Buktinya, aku mendambakan panggilannya di telepon genggamku.

Poin kedua disebutkan bahwa cinta adalah rasa yang menimbulkan kecemburuan dalam diri.

Aku terhenyak sebentar sebelum kembali membaca lembaran itu.

Kenali tanda-tanda bahwa dirimu tengah cemburu.

1. Kamu merasa tidak nyaman saat 'dia' tengah bersama teman lawan jenisnya.

Lagi-lagi aku terhenyak. Tidak perlu baca poin berikutnya jika membaca poin pertama saja sudah membuat diriku tertampar kenyataan.

Apa aku baru saja cemburu? Satu harian ini?

Tak lama, ponselku bergetar. Ada pesan masuk.

Dengan sigap, aku meraih telepon genggamku.

Masih menunggu dia memberikan pesan padamu?

Sial! Itu Angel!

Bagaimana? Bukuku sudah kamu baca?

Aku mengetik pesan balasan untuknya.

Sudah.

Balasan dengan singkat, padat dan jelas.

Singkat sekali!

Bagaimana hasilnya? Sudah menemukan jawaban? Siapa yang kamu cinta?

Aku merebahkan diriku di atas kasur. Pesannya tak kujawab selama beberapa saat. Dan Angel sama sekali tak terganggu dengan hal itu. Mungkin dia juga paham dengan perasaanku yang tengah tak karuan ini.

Kuketukkan ponselku di dahi dengan perlahan. Tak lama, aku mengetik balasan untuk Angel. Sudah kuputuskan. Jawaban ini, mungkin akurat.

Sudah. Aku sudah tau jawabannya. Dan orang itu, mungkin Alan?

Tanpa kuduga, Angel membaca pesanku saat itu juga.

Sudah kuduga. Kini waktunya kamu untuk mengikuti saranku yang tadi.

Ah, sial!

Aku melupakan saran gilanya!

Bisakah aku menolak?

Jangan berpikir untuk menolaknya! Kamu tidak akan pernah bisa.

Mati aku!

***

To Be Continued

Tragiko [SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang