[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...
Mungkin aku tak akan melupakan suatu keburukan orang lain dari pada kebaikan orang lain. Sebab, hidupku sudah dipenuhi keburukan yang selalu menimpa diriku... Sebab itu aku melupakannya...
-Kim Chaewon-
Kriiiiing!
Jam istirahat yang selalu ditunggu-tunggu oleh para siswa dan siswi. Ketika bel yang satu ini berbunyi, bagi pendengarnya suara ini adalah arti dari kebahagiaan tak tertara. Namun tidak dengan Chaewon, ia benar-benar tak suka yang namanya istirahat pada saat jam pelajaran. Baginya itu sangat mengganggu apa yang sedang ia kerjakan dengan bunyinya yang nyaring, belum teriakan para siswa dan siswi yang mungkin bisa membuat gedung ini roboh.
"Kamu beneran asli dari Australia?" tanya salah satu para siswi yang sudah mengerubungi Felix yang duduk tepat disamping Chaewon yang agak risih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hm" jawab Felix cuek. Perasaan tadi dia ramah banget sama aku, sekarang kok kayak es teh gini ya? Manis tapi dingin batin Chaewon melirik Felix yang mungkin sama risihnya dengan Chaewon akibat kerusuhan para perempuan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa lu liat-liat!" ucap salah satu siswi itu yang mungkin kegeeran ketika Chaewon yang sebenernya melirik Felix.
"Tapi kalo kamu beneran dari Australia, kok ada marga Lee? Biasanya kan namanya kebarat-baratan tanpa ada marga Korea" tanya salah satu dari mereka.
"Sebenarnya kedua orang tuaku asli orang Korea namun aku lahir dan besar di Australia" jawab Felix masih sedang mengerjakan soal matematikanya, begitu juga dengan Chaewon yang masih fokus.
"Ohh... Tapi Bahasa Korea-mu juga udah Bagus. Kamu banyak belajar yaa" meskipun para perempuan itu mengoceh tak jelas dengan Felix, ia sama sekali tak menggubris mereka.
"Ngomong-ngomong kamu pernah ke Korea gak sebelum ini?" tiba-tiba saja tangan Felix yang sedari tadi berkutik dengan pensilnya berhenti, tapi ia diam.
