"Begini... Yang ngelaporin bibi lu itu gua"
"Hah?" Chaewon hanya memasang wajah bingung sedangkan wajah Felix terlihat seperti takut, entah apa yang dia takutkan.
"Lu yang ngelaporin? Emang lu tau apa soal bibi gua? Dan kenapa lu bisa dapetin semua bukti-buktinya? Lu harusnya gak tau apa-apa soal ini, lu itu cuma murid pindahan dari Australia." ucap Chaewon yang merasa kalau Felix terlalu melebih-lebihkan soal masalahnya.
"Karena... "-Felix
"Karena apa? Tolong lix, jangan ikut campur sama urusan gua. Soal keluarga lu, gua cuma bisa minta maaf. Gua gak bisa balikin waktu itu, mungkin sekarang lu baik sama gua. Tapi, bisa jadi lu bakalan khianatin gua suatu hari nanti, kayak Jisung. Sejak kejadian kemarin di koridor sekolah, gua gak bisa percaya sama orang lain. Maaf kalo kata-kata gua nyinggung lu, gua cuma terus terang aja. Maaf sekali lagi. Mianhae" Chaewon pergi begitu saja, saat ini ia hanya ingin sendiri, otaknya dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang membuat kepalanya menjadi sakit, bahkan tadi dia hampir mencelakai dirinya sendiri.
『Chaewon pov』
-On-Aku berjalan menuju pintu keluar tersebut. Rasanya kepalaku begitu sakit memikirkan tentang ini. Mungkin sekarang aku akan sendirian dirumah tanpa Ada siapapun. Para polisi itu bilang Eunha akan diasuh oleh orang lain. Rasanya aneh, diantara senang bahwa aku akan bebas tanpa ada peraturan yang begitu menyebalkan dan sedih kalau aku akan sendiri. Mungkin aku adalah orang yang takut akan kesepian? Setiap sendirian aku sangat takut, begitu takut sampai tanganku akan bergetar hebat. Maksudku sendirian akan ditinggal seseorang. Bibiku memang orang yang tidak bisa dimaafkan. Namun aku dirawat olehnya dari kecil. Jadi perasaan kehilangan akan dirinya mungkin sedikit wajar.
Ketika keluar dari gedung tersebut, rintik hujan jatuh begitu saja. Hujan rintik-rintik itu semakin besar dan akhirnya hujan yang sangat amat deras terjadi. Aku langsung berlari begitu saja menuju halte bus yang tidak terlalu jauh dari sana. Sampailah aku di halte bus tersebut. Namun tiba-tiba saja pandanganku terpaku oleh seseorang...
Mengapa gadis secantik dia memakai payung di halte bus?!
Kecantikannya tak bisa kupungkiri, tapi melihatnya memakai payung di halte dan melihatnya senyum-senyum sendiri terlihat sedikit aneh.
Tiba-tiba saja ia melihat kearahku dengan tatapan bingung. Aku pun sama bingungnya ketika ia melihatku. Dan tak lama kemudian aku mendengar suatu suara selain suara hujan.
Kruuuyuuuuk~
Suara bunyi perut kelaparan. Bukan dari perutku tapi dari perut seorang gadis berpayung itu. Ia langsung memegangi perutnya dan berekspresi sangat imut seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...