"Gak usah deket-deket... Lacur..." barusan Chaewon mendengar kata umpatan yang biasa ia dengar dari orang-orang. Kalau orang lain yang mengatakan itu, Chaewon tidak terlalu sakit hati namun... Barusan yang mengumpatnya adalah Felix...
"Eh?" Chaewon bingung mengapa Felix tiba-tiba berkata seperti itu kepadanya. Matanya tajam membunuh, bagai laser yang diarahkan ke mata Chaewon. Mengapa Felix seperti ini? Mengapa ia berkata seperti itu kepadaku? Mengapa? Batin Chaewon bingung akan sikap Felix kepadanya.
"Tadi... Lu ngomong ap-" -Chaewon
"Gua bilang lu lacur!" langsung saja hati Chaewon merasa ditusuk-tusuk oleh pisau berkarat. Rasanya sangat sakit...
"Kenapa? Kenapa lix? Lu marah sama gua?" tanya Chaewon lagi yang masih tak percaya dengan perlakuan Felix kepadanya.
"Gak... Gua gak marah... Tapi gua benci anak haram kayak lo..." kata-kata Felix membuat hati Chaewon tersakiti. Ia ingin menangis namun ia merasa harus menahan ini semua.
"Gak mungkin..." tubuhnya bergetar, tak kuat menahan rasa sakit yang selalu menemani hatinya.
"Lu boong kan? Gak mungkin lu begini... Felix yang gua kenal gak kayak gini..." ucap Chaewon.
"Apa omongan gua kayak dibuat-buat?" Chaewon menatap dalam manik mata Felix. Setajam atau seseram apa pun tatapannya, tak bisa dipungkiri kalau tatapannya terlihat sangat sedih. Chaewon tahu kalau Felix sengaja membuatnya untuk membencinya. Ia tidak akan percaya dengan semua kata-kata Felix... Tidak akan!
"Gua akan pergi dari sini untuk selamanya... Jadi jangan pernah cari gua lagi" setelah mengatakan itu, Felix meninggalkannya dan pergi menuju pintu keluar sekolah. Sedangkan Chaewon masih termenung. Apakah secepat ini? Apakah secepat ini dia pergi? Apakah secepat ini dia meninggalkanku? Apakah secepat ini aku akan sendirian lagi? Dan... Apakah secepat ini aku akan menderita lagi? Batin Chaewon yang terdiam ditempat itu sambil menangis.
Chaewon mulai mengelap air matanya. Dengan cepat ia keluar dari gedung sekolah itu dan menuju luar gerbang sekolah, dimana Felix akan memasuki mobilnya dan akan pergi lagi seperti dahulu.
Tap! Tap! Tap!
Chaewon berlari secepat mungkin untuk sampai ke gerbang sekolah, dimana Tuan Park selaku kepala sekolah disini dan ayah angkat Felix sedang bersalaman. Dan... Terlihat Felix memasuki mobil yang terlihat sama dengan mobil yang dulu membawa Felix pergi.
Chaewon sudah sampai diluar gerbang sekolah, namun sudah terlambat... Mobil yang membawa Felix sudah melaju dengan cepat.
"Chaewon-sshi? Sedang apa kamu disi-"
"FELIIIIIIX!!!" pertanyaan Tuan Park terpotong dengan teriakan Chaewon. Tanpa mempedulikan Tuan Park, Chaewon langsung berlari mengejar mobil yang didalamnya ada Felix.
"FELIX!! TOLONG JANGAN PERGI DENGAN CARA SEPERTI INI!!" teriak Chaewon sambil berlari dengan air mata yang masih mengalir.
"SEENGGAKNYA LU NGUCAPIN SALAM PERPISAHAN DENGAN BAIK-BAIK!! GUA GAK MAU KITA PISAH KAYAK GINI!!"
"..."
"GUA UDAH INGET SEMUANYA FELIX!" Chaewon semakin banyak mengeluarkan crystal-crystal berharganya sambil berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...