Chap 34

1.4K 200 81
                                    

Keesokan harinya, Chaewon bangun pagi dimana matahari belum terbit secara sempurna. Ia langsung terpikir oleh 'janjian terpaksanya' oleh Changbin. Lalu ia berpikir, bukankah dari rumah Chaewon ke sekolah lumayan jauh? Apakah Changbin akan bangun pagi seperti ini atau malah bangun kesiangan?

Chaewon sudah membersihkan rumahnya, ia pun memasak untuk dirinya sendiri. Keuntungan saat bibinya dipenjara adalah ia bisa makan-makanan layak meskipun itu hanyalah sebatas nasi putih dan garam, bagi Chaewon itu adalah makanan terbaiknya. Ia juga sekarang bisa membeli sayur-sayuran dengan uangnya sendiri. Tapi tetap saja... Ia kesepian...

Chaewon sudah selesai dengan semua urusannya, sudah bersih-bersih, sudah mandi, sudah makan, sudah membereskan buku, sudah memakai seragam sekolah. Tinggal ia menunggu Changbin saja. Changbin bilang ia akan mengabarkan lewat pesan di handphone jika ia akan berangkat. Ia menunggunya didalam kamar.

Namun...

Changbin:
Chaewon Mianhae (maaf). Kayaknya
gua gak bisa jemput lu deh. Lu berangkat sendiri gak papa
kan?
07:30

Seketika itu Chaewon langsung menghela nafas beratnya dan mulai membals pesan dari Changbin.

Chaewon:
Iya gak papa... Lagian udah biasa
berangkat sendiri
07:30

Changbin:
Maaf yaa... Nanti lain kali
gua jemput deh. Gua kesiangan takut-
nya nanti telat hehehehe
07:30

Chaewon:
Iya gak papa hehehe
07:30

Jujur saja, sebenarnya Chaewon agak kesal. Bagaimana tidak, jam segini bus menuju sekolah sudah berangkat, sedangkan bus berikutnya akan datang lagi saat jam 8, sedangkan jam 8 sudah bel masuk. Bagaimana ini? Aku harus naik apa? Apakah aku harus berangkat dengan Felix? Tidak mungkin! Felix pasti sudah berangkat sekolah batin Chaewon yang kini sangat bingung bagaimana ia harus berangkat sekolah tepat waktu.

Sudahlah. Mau bagaiman lagi. Mau tidak mau aku harus menunggu bus berikutnya. Yang penting aku harus berangkat sekolah. Aku tidak akan menyia-nyiakan beasiswaku. Chaewon memutuskan untuk menunggu bus berikutnya meskipun ia akan telat masuk. Ia mulai berdiri dari kasurnya dan hendak keluar dari rumah.

Triiing~ Triiing~ Triiing~

Handphone Chaewon berdering, menandakan ada panggilan masuk. Segera Chaewon mengambil handphonenya dari saku almamaternya. Dilihatnya itu nomor tak dikenal, tetapi ia tetap mengangkatnya.

"Yeoboseyo (halo)" salam Chaewon.

"Chaewon... I-ini gua" suara diujung telepon itu langsung mengejutkan Chaewon, ia tidak percaya dengan ini.

I'am you 『Chaelix』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang