『 Flashback 』
-Off-.
.
.
『 Chaewon POV 』
-On-Sudah waktunya pulang sekolah. Aku agak telat keluar kelas sebab masih mau menyalin catatan dari buku perpustakaan. Namun sebelum itu...
"Lu pulang naik apa?" tanya Hyunjin kepadaku. Aku agak bingung mengapa Hyunjin menanyakan hal seperti itu.
"Naik bus. Emang kenapa?" tanyaku kembali. Aku sebenarnya ingin bertanya apa yang terjadi dengan dirinya sampai babak belur seperti itu.
"Wah sama dong, mau bareng gak ke haltenya?" ucapnya sambil tersenyum ceria dengan wajah babak belurnya.
"Maaf, lain kali aja. Gua masih mau nyatet ini, sekalian mau Balikin buku juga." jawabku kepadanya sambil tersenyum tipis.
"Ohh, yaudah deh. Gua duluan yaa.." ia menenteng tas ranselnya dan melambaikan tangan kepadaku. Aku balas melambaikan tangan kepadanya dan ia pun keluar dari kelas.
Pandanganku tak sengaja menatap Felix yang sedang juga menatapku. Jantungku seketika berdebar dengan kencang. Mungkin wajahku sekarang sudah memerah sebab menatap mata Felix. Namun, tatapannya terlihat marah. Aku tidak tahu mengapa ia marah, tapi ia langsung mengalihkan pandangannya dan menenteng tasnya dan langsung keluar dari kelas dengan kasar...
Setelah selesai menyalin catatan tersebut, aku langsung keluar kelas dan menuju perpustakaan. Dan mengembalikan buku tersebut. Saat keluar dari kelas tersebut, aku melihat Felix sedang berbicara dengan seorang perempuan. Perempuan itu sangat cantik, bahkan aku merasa tidak pantas untuk melihatnya. Perempuan itu murid dari sekolah ini, ia memakai seragam yang sama.
"Kenapa?" aku mendengarnya berbicara dengan Felix dengan nada kecewa. Felix seperti bicara sesuatu namun aku tidak bisa mendengarnya karena ia seperti bergumam. Aku melihat wajah perempuan itu terkejut dengan telapak tangannya yang menutupi mulutnya akibat terkejut. Ia mulai menangis, terlihat dari binaran matanya. Kemudian perempuan itu menunduk sambil sesenggukan. Lalu tangan Felix bergerak ke pundak perempuan itu dan menepuk-nepuk ringan, sepertinya untuk menenangkan perempuan itu. Melihatnya seperti itu, pikiran negatif langsung memenuhi otakku. Namun aku bersih keras untuk menghindari yang namanya sakit hati, berusaha untuk tidak cemburu dan berpikir negatif. Aku tersentak saat melihat gadis itu memeluk Felix dengan erat, benar-benar erat. Posisiku kini ada dibalik pintu perpustakaan yang terbuka lebar dan mereka berada di sisi kiri pintu perpustakaan yang agak jauh, jadi mereka tidak menyadari kalau aku sedang memantau mereka. Aku melihat Felix dengan wajahnya yang tetap datar. Lalu aku melihat perempuan itu mulai melepaskan pelukannya. Sebelumnya aku agak lega, tapi perempuan itu mulai mendekatkan wajahnya kepada wajah Felix dan memejamkan matanya. Segera aku menyadari apa yang ingin ia lakukan...
Aku langsung berlari menuju pintu keluar sekolah, aku tidak tahu mereka menyadariku berlari menjauhi mereka atau tidak, aku tidak peduli dengan itu. Aku berlari sekencang-kencangnya sambil menahan rasa sakit dihatiku dan memikirkan perempuan itu mencium Felix. Aku memang menyukai Felix, dan aku tahu Felix tidak akan pernah menyukaiku sebab aku anak orang yang telah menghancurkan keluarganya. Aku tahu itu, dan memang jarak antara aku dan Felix sangat jauh dan tidak akan pernah hilang. Level ku dibawah Felix yang tipe perempuannya cantik bagai bidadari. Sedangkan aku? Bahkan wajahku lebih buruk dari pada babi hutan. Hatiku sakit, sesak, kepalaku mulai pusing memikirkan perasaanku ini. Air mataku mengalir begitu saja membasahi wajahku ini. Aku bingung harus kemana sekarang, tidak ada orang yang mau mendengarkan keluh kesahku. Sekarang aku sendiri, tidak ada lagi manusia yang mau mendekatiku...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...