『 Flashback 』
-On-.
.
.
『 Felix pov 』
-On-Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi... Entah mengapa hari ini sangat melelahkan dan rasanya aku ingin sekali cepat-cepat pulang kerumah. Tadi Hyunjin bilang kalau ingin pulang bersamaku dan Changbin, tapi Changbin bilang kalau dia membawa motor sedangkan jarak antara rumah Changbin ke rumah Hyunjin sangatlah jauh. Hyunjin memutuskan akan pulang bersamaku naik bus katanya, memang tidak satu bus karena arah tujuan yang berbeda namun ia ingin ke halte bus bersama. Padahal aku ingin sekali mengajak Chaewon pulang bersama, tapi sepertinya ia tidak akan mau.
"Felix" panggil Changbin yang masih membereskan bukunya.
"Napa?"
"Gua boleh ngomong sebentar gak?" nadanya tidak seperti biasa, terdengar sangat serius.
"Ngomong apa?" aku agak bingung dengan sifat Changbin kali ini.
"Ayo ikut gua" perintahnya yang sudah menggemblok tasnya.
"Bentar tungguin Hyunjin dulu, katanya dia mau bareng sama gua"
"Nggak usah, gua cuma pengen ngomong sama lu doang" ucapan nadanya aneh, sangat ketus dan sangat memaksa. Refleks tatatapanku menatapnya tajam. Aku pun mengeluarkan handphoneku dan mengechat Hyunjin kalau aku tidak bisa pulang bersamanya. Meskipun kita satu kelas, tapi sepertinya Hyunjin tidak akan membiarkan aku dan Changbin pergi berdua jika aku nilang langsung kepadanya.
Aku mengikuti Changbin yang berjalan duluan. Sifatnya aneh, aku tidak tahu mengapa ia tiba-tiba bersifat seperti itu.
Sampailah kami ke tempat yang ia tuju, didepan toilet laki-laki yang berada dilantai dua, toilet ini terkenal dengan kisah angkernya jadi tidak banyak yang memakai toilet ini dan jarang sekali yang berani melewati toilet ini. Apakah Changbin ingin uji nyali sekarang? Apakah wajah seriusnya adalah wajah ketakutan sekaligus senangnya?
"Gua mau ngomong serius sama lu" ucapnya yang tidak membalikan tubuhnya ke arahku.
"Ngomong apa?" bingung sekali aku dengan sikapnya ini, tidak seperti biasanya.
"Lu jawab jujur pertanyaan gua" ia pun membalikan badannya dan berusaha ingin mengintimidasiku, tapi aku tidak semudah itu terintimidasi.
"Lu suka Chaewon kan?" aku terkejut, mataku terbelalak seketika, jantungku langsung berdebar cukup cepat saat pertanyaan itu keluar dari mulutnya.
"Lu ngomong apa sih? Gua gak ngerti sama sekali" aku berusaha mengelaknya, namun sepertinya ia tahu aku sedang berusaha berbohong.
"Gak usah sok-sok gak tau deh" ucapnya sinis, kini aku terintimidasi olehnya. Tapi aku tidak ingin terlihat ketakutan seperti ini. Aku mulai menenangkan diriku dan kembali dengan tatapan yang tak kalah mengerikannya darinya.
"Gua tanya sekali lagi sama lu... Lu suka sama Chaewon kan?"
"Kalo iya, kenapa?" aku mulai mencoba mengintimidasinya balik dengan suara yang bisa dibilang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...