Ketika ada sebuah pilihan hidup atau mati, orang lain pasti akan memilih salah satu diantaranya. Tapi tidak denganku.
Aku tak ingin hidup, dan juga mati... aneh? Iya, memang begitulah yang tergambar di hatiku.
Aku tak mau menjalankan kehidupan dunia yang kejam dan menyiksa ini. Namun... aku pun juga tak ingin mati, sebab dosa yang masih melumuri tubuhku bagai darah yang bersimbah. Bingung... bimbang... linglung... seakan-akan tak memiliki tujuan apapun.
Namun... untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku ingin hidup sebagai manusia... benar-benar manusia... dan bertahan melewati ujian dunia yang begitu kejam...
"Chaewon!" suara yang cukup menggelegar itu membuyarkan lamunan Sang gadis yang sedang berdiri di ujung gedung itu.
Gadis itu sempat membulatkan matanya, pundaknya sempat tersentak, namun kemudian kelopak matanya melayu. Lalu, ia putar kepalanya ke belakang, dan menemukan sosok lelaki dengan netra tajam bak pualam malam. Tengah menatapnya dengan sedikit gebuan napas.
Matanya sinis, memandang jengkel lelaki tampan tersebut. "Apa?" bias suaranya yang terdengar kesal ikut menguar mengikuti pusaran angin disini.
"Ngapain disana? Mau mati?" ucapnya terdengar bias suara enteng tiada beban.
Chaewon mendecak, "bukan urusan lu, Felix" ucapannya tak dipedulikan Felix, lelaki yang memanggilnya tadi. Felix masih melihatnya dengan tatapan dalam penuh arti, dirinya seakan-akan ingin mengungkapkan seluruh isi hatinya hanya dengan melarui netra berbinar dingin, namun sepertinya itu tak mampu untuk menggerakkan hati gadis berambut coklat panjang di depannya.
Tak ada upaya mengurungkan niatnya untuk jatuh dari sana, binaran dingin nan ketus itu seakan-akan tak ingin mengalah dengan keinginannya yang sudah bulat. Tanpa basa-basi lagi ia pun menarik tangan Chaewon dan menjauhkannya dari ujung atap sekolah tersebut.
Chaewon membulatkan matanya ketika lengannya ditarik paksa oleh lelaki bersurai pirang itu. Tak menyangka, bahwa akan ada tindakan tiba-tiba dari Felix seperti ini.
"Heh! Lepasin gak!" berontak Chaewon sambil menghentak-hentakan tangannya. Felix tetap diam bergeming, tak menyahut dan mengabaikan teriakan Chaewon yang sangat nyaring hingga terasa begitu menghajar gendang telinganya. Pada akhirnya Felix tak mempedulikan omongan Chaewon dan membawanya ke lantai bawah sekolah...
-Next-
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...