Kadang orang berpikir bahwa cinta itu adalah hal yang sepele, termasuk diriku ini. Setiap aku melihat lelaki yang tampan, jantungku berdegup kencang. Kupikir saat itu aku jatuh cinta. Namun, tak lama kemudian aku melupakan perasaan itu dan berlalu begitu saja. Tapi kali ini ... berbeda dari yang sebelumnya...
-Kim Chaewon-
Chaewon mengira ia akan kembali ke kelas bersama Felix. Namun nyatanya tidak, jalan menuju kelas bukan ke arah sini.
"Felix, ini bukan jalan buat ke kelas" tanya Chaewon masih dalam genggaman Felix.
"Iya, tau" jawabnya masih dengan nada judesnya itu.
"Terus kita mau kemana?" pertanyaan Chaewon diabaikan begitu saja oleh Felix. Pada akhirnya Chaewon tak bertanya kembali kepada Felix. Percuma saja aku bertanya, ia tidak akan menjawabnya begitu saja. Batin Chaewon.
Tanpa harus meminta jawaban kepada Felix, sekarang Chaewon tahu kita menuju kemana. Atap? Bukannya pintu buat ke atap dikunci ya? Masih bertanya-tanya kepada dirinya. Untuk apa kita ke atap. Apa Felix mengajaknya untuk bolos? Sungguh, itu adalah hal yang Chaewon paling tidak sukai di dunia ini. Untuk apa susah-susah mencari beasiswa dan pada akhirnya ia membolos seperti ini?
Chaewon berhenti, melepaskan genggaman tangan Felix yang sempat membuat ia terkesima.
"Lu mau ngajak gua bolos?" ucap Chaewon. Felix diam dan hanya menatapnya dengan tatapan sinis.
"Gua gak ngerti apa maksud dari tatapan lo! Gua gak butuh itu! Gua butuh jawaban." Chaewon sudah muak dengan Felix yang selalu menjawab pertanyaannya dengan tatapan yang ia samasekali tidak mengerti. Felix hanya berbalik kepada Chaewon dan masih dengan tatapan tajamnya yang tidak dibuat-buat.
"Ikut gua, jangan balik ke kelas" jawab Felix singkat.
"Kenapa?" -Chaewon.
"Pokoknya lu jangan balik ke kelas". -Felix.
"Omong kosong!" Chaewon langsung berlari begitu saja. Ia ingin kembali ke kelas.
"Chaewon jangan!" Felix pun mengejar Chaewon yang tak mempedulikannya.
『Chaewon pov』
-On-Aku berlari menyusuri lorong sekolah. Ia sudah gila, mana mungkin aku bolos seenaknya. Kau tahu, rasa suka yang tadi menyeruak di hatiku berubah menjadi rasa benci. Mentang-mentang ia orang kaya lalu ia bisa melakukan apa saja? Aku dengan susah payahnya mendapatkan beasiswa di SMA favorit ini, lalu dengan seenaknya aku membolos? Bisa-bisa beasiswaku dicabut.
Aku sudah mau sampai didekat kelas. Tinggal belok satu perempatan lagi, kelasku sudah ada tepat ada disana. Saat aku ingin berbelok, aku melihat dua orang yang berdiri tepat di depan kelas. Spontan aku bersembunyi dibalik tembok perempatan itu. Aku sedikit mengintip untuk melihat siapa yang ada disana.....
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...