"Felix?!" Chaewon hanya bisa melongo apa yang sedang ia lihat. Felix? Ngapain dia ada disini? Batinnya.
"Mundur!" dengan sigapnya Felix langsung menarik Chaewon agar tak terkena pukulan para preman itu dan menangkisnya dengan kuat.
"Boleh juga nih bocah" ucap salah satu dari mereka. Kali ini Chaewon sedikit memundurkan langkahnya berniat kabur dari perkelahian ini, sekarang dipikirannya hanya lari... Lari... Dan lari... Seperti dia yang hanya ingin lari dari kehidupannya.
Berhenti tiba-tiba, menyadari Felix sama sekali tidak bergerak dari posisinya itu, bukan karena takut, tapi ia sedang fokus mengamati lawannya. Dengan sorot matanya yang tajam, ia mencoba memberi sedikit tekanan kepada preman-preman itu, membuat mereka sedikit ngeri melihat Felix.
"Mumpung kita lagi baik nih sama bocah kayak lu, gua kasih kabur deh, gantinya kasih cewek lu ke gua. Gimana?" ucap salah satu dari mereka. Chaewon mulai takut, takut kalau saja Felix menyerahkannya begitu saja, ia baru kenal satu hari ini, pasti ia memilih kabur.
"Omong kosong!" maki Felix kepada mereka membuat wajah mereka kesal.
"Aku tidak akan pernah lari! Ingat itu Kim Chaewon" Felix sedikit berteriak, namun untuk kalimat kedua ia sedikit berbisik. Saat mendengarnya, entah mengapa Chaewon merinding, kejadian ini benar-benar tidak asing baginya, dulu pernah ada kejadian seperti ini, ia mencoba mengingatnya sehingga kepalanya sedikit sakit.
"Banyak omong lu! Masih bau kencur juga udah belagu! Gua tonjok paling nangis ngadu ke emak! Hahahahaha!" ejek mereka dengan tawa. Felix hanya memberikan senyum bengisnya dengan tatapan mematikan.
"Coba aja kalo bisa" ucapnya sambil menatap mereka tanpa rasa takut.
"Kurang ajar!" ketika itu pun pukulan mulai menuju wajah Felix. Tapi entah kekuatan dari mana, Felix bisa menahannya yang bahkan lengan preman itu sangat besar bila dibandingkan dengan lengannya. Felix hanya tersenyum simpul dan menatap mereka.
Tiba-tiba saja para preman itu sudah babak belur di hadapan mereka. Bahkan Chaewon hampir tidak bisa melihat gerakan Felix yang sangat lincah itu, ia membuat salah satu dari mereka babak belur dan membuat para preman-preman itu ketakutan dan kabur sambil mengancam Felix. Felix hanya menatap mereka datar ketika mereka lari terbirit-birit. Ketika para preman itu sudah pergi, Felix berbalik badan untuk melihat Chaewon yang sudah gemetaran. Saat itu juga, Felix berjalan menuju Chaewon, namun setiap Felix maju satu langkah Chaewon mundur satu langkah, jarak Felix antara Chaewon hanyalah 2 meter, tapi entah rasanya sangat jauh bagi Felix. Chaewon mulai menundukkan kepalanya, entah mengapa rasanya ia ingin menangis saja. Tadi itu hampir saja... Hiks... Isaknya ketakutan kalau ada hal buruk yang menimpa dirinya. Tanpa disadari Chaewon, Felix sudah tepat didepannya. Chaewon tidak ingin menatap wajahnya dengan mata sebab seperti ini, memalukan. Namun..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...