Felix langsung saja membawa Chaewon pergi, mungkin setelah ini ia pasti akan kena imbasnya atau Chaewon yang kena imbasnya. Tapi mau bagaimana lagi. Disaat-saat seperti ini otak Felix hanya berisikan dengan kata 'menyelamatkan' tak ada yang lain.
Mereka pergi manjauh dari kelas, Chaewon tak tahu ia dibawa kemana, mungkin sekarang keputusan yang tepat untuk mengikuti Felix, kini hanya ia yang bisa dipercaya.
Skip...
『Chaewon POV』
-On-Ruang Olahraga? Untuk apa kesini?
Aku digeret masuk kedalam sana oleh Felix. Tangannya yang besar itu masih saja menggengam pergelangan tanganku."Kita ngapain kesini?" Tanyaku kepada Felix yang sudah berada di dalam ruang olahraga.
"Lu gak mungkin belajar pake seragam basah kan?" Ia melepas genggamannya dan ia mulai mengambil seragam baru yang berada di dalam loker. Memberikan kepadaku begitu saja dengan entengnya.
"Ukuran lu L kan? Cuma itu yang ada" ucapnya masih mengulurkan seragam tersebut.
"Tapi ini kan gak gratis. Gua gak mampu bayar seragam lagi" jujur saja, aku memang tak bisa membayar seragam lagi. Ini seragam baru, tidak mungkin ini gratis.
"Udah gak usah dipikirin. Yang penting sekarang lu pake aja dulu, dari pada lu pake seragam basah. Soal biaya belakangan aja" mungkin orang seperti dia, akan mudah hanya membayar sebuah seragam. Tapi tidak denganku.
"Tapi kan-" -Chaewon.
"Udah sono cepetan pake. Keburu Bel" Felix sedikit mendorong tubuhku Ke arah toilet yang ada disana. Aku hanya pasrah memasuki toilet tersebut.
Baru saja aku membuka setengah bajuku bel sudah berbunyi. Felix tidak mungkin menungguku. Memangnya untuk apa juga ia menungguku? Jujur, aku sedikit berharap kalau dia menungguku di luar sana. Tapi, mana mungkin itu terjadi.
Skip...
Aku pun keluar dengan memakai seragam yang baru dan menggenggam seragamku yang basah. Dan Felix tidak ada disini... Sudah kuduga. Ia tidak akan menungguku. Ada sedikit rasa kecewa didalam hatiku. Tapi mengapa aku merasa seperti ini? Lagi pula aku kan bukan siapa-siapa baginya? Tidak usah dipikirkan. Kalau misalnya ia benar-benar masih ada disini, bisa-bisa aku luluh kepadanya. Memalukan.
Aku sedikit menghela nafas berat dan mulai melangkahkan kaki ku untuk keluar dari ruangan olahraga tersebut. Memulai membuka pintu dan... Aku tak percaya apa yang sedang kulihat.
Ia masih menungguku? Untuk apa? Ia berjalan entah dari mana dan setelah itu, ia menyadari kalau aku sedang menatapnya.
"Udah selesai?" tanyanya. Aku masih belum bisa menjawab pertanyaannya, aku tak tahu rasa apa ini. Rasa yang belum pernah kurasakan.
"Kenapa masih disini? Kan udah bel" tanyaku untuk memperjelas. Siapa tau dia ingin ke toilet yang berada di seberang.
"Nungguin lu" ucapnya singkat tanpa basa basi. Aku masih tertegun, tak bisa berucap apa-apa lagi.
"Jangan buang-buang waktu gua disini" ia sudah lelah menungguku bicara dan menarik tanganku lagi. Ini sudah beberapa kali terjadi padaku. Dimana ia menggenggam tanganku tanpa kekerasan, mencoba membuatku nyaman berada di dekatnya. Mungkin kata-kataku tadi terkabul 'Kalau misalnya ia benar-benar masih ada disini, bisa-bisa aku luluh kepadanya.'
Dan ucapan itu... benar-benar terjadi. Bukan hanya luluh saja... Tapi... Aku menyukainya...
-Off-
Ps: maaf banget kalo kali ini chapternya super pendek. Karena takutnya gak sempet update, makanya update seadanya. Maaf banget... Mianhaeyo...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...