Sudah menjelang pagi, namun Chaewon masih tergeletak di ranjangnya sambil menggenggam erat surat tersebut. Matanya sembab akibat tidak berhenti menangis. Masih memikirkan apa isi surat tersebut. Surat itu memang tidak menjawab semua pertanyaan Chaewon, tapi ia sudah mengerti bahwa sebenarnya ia bukanlah anak haram. Hampir semua orang mengetahui ibunya adalah seorang pelacur sehingga fitnah itu menyebar dengan luas di dunia ini. Dan meluruskan pikiran Chaewon tentang orang tuanya yang sempat ia benci.
'Aku sudah tidak kuat!' batin Chaewon yang langsung berlari ke dapur. Entah apa yang merasuki dirinya, tiba-tiba saja pisau dapur itu sudah berada di tangannya.
'Apakah ini jalan terbaik?' ia sudah menyiapkan pisau itu tepat didepan pergelangan tangannya. Namun...
Ting tong... Ting tong...
Bunyi bel rumahnya berbunyi begitu saja dan menghentikan tindakan gila Chaewon yang sudah diluar nalar. Chaewon menaruh pisaunya, mata merah nan lugunya itu melihat ke arah pintu itu.
"Permisi!" terdengar suara lelaki, bukan suara Felix. Jika suara Felix, Chaewon akan langsung mengenalinya. Untuk berjaga-jaga, Chaewon mencoba mengintip dari jendela untuk melihat orang yang berada di depan rumahnya. Dan tak disangka-sangka polisi sudah berada di depan rumah Chaewon. Tidak hanya ada satu polisi, tapi banyak polisi bahkan ada polisi perempuannya.
'Untuk apa polisi datang sepagi ini kerumahku?' batinnya yang bingung. Tanpa basa-basi lagi ia langsung membuka pintu rumahnya.
"Selamat pagi" salam salah satu polisi itu.
"Selamat pagi pak. Ada urusan apa ya?" tanya Chaewon sopan.
"Maaf mengganggu. Bisa kami bicara dengan Nona Kim Chaewon?"
"Ohh iya, saya Kim Chaewon."
"Begini, Ibu Yaseo kami tangkap atas bukti-bukti yang kuat kalau ia menyiksa keponakannya sendiri selama 15 tahun." Chaewon terdiam, seketika dalam hati ia bertanya-tanya siapa yang melaporkannya. Sudah banyak orang yang melaporkan tentang penyiksaan ini namun baru ditanggapi sekarang?
"Sekarang anda harus ikut kami juga, karena anda harus menjelaskan semuanya dengan jelas" mereka pun ke kantor polisi.
Ketika sampai disana Chaewon ditanyai berbagai hal. Chaewon pun menjawabnya dengan jujur.
"Lalu, apakah kau senang saat Yaseo dijebloskan ke penjara?" tanya orang yang sedari tadi menginterogasi Chaewon.
"Tidak" jawaban Chaewon yang tidak disangka-sangka.
"Kenapa? Kau bahkan hampir pernah diperkosa oleh orang lain sebab ia menjualmu. "
"Entahlah, aku juga tidak tahu" jawab Chaewon sambil menunduk.
"Baiklah, tapi ia tetap akan dipenjara. Kami tidak mungkin melepaskannya begitu saja."
"Mengapa baru sekarang?" lirih Chaewon.
"Apa?" tanya pengintrogasi tersebut.
"Kalian seharusnya sudah tahu soal penyiksaan ini. Aku dan Ahjumma sudah melaporkan kasus ini. Tidak hanya sekali duakali tapi sudah ke 20 kali kami melapor ke polisi namun tidak direspon sama sekali!" Chaewon sedikit meninggikan suaranya. Amarahnya tampak tertahan, terlihat dari tatapan matanya yang hampir keluar.
"Aku tidak tahu soal itu, aku hanya seorang yang hanya menanyakan korban-korban disini."
"Aku tidak peduli dengan semua itu! Saya ingin pulang sekarang juga!" ucap Chaewon. Ia langsung keluar dari kantor polisi itu. Menuju pintu keluar dari gedung yang menurutnya sangat menyebalkan.
BRAAK!
Chaewon tanpa sengaja menabrak seseorang.
"Ahh Mianhae (maaf)" ketika Chaewon ingin pergi tangannya tiba-tiba saja ditahan begitu saja. Seketika Chaewon terkejut, ia pun melihat seseorang tersebut yang sempat ia tabrak.
"Felix?! Lu ngapain disini?" tanya Chaewon yang langsung menarik tangannya kembali sambil menatap Felix.
"Nungguin lu" jawabnya singkat.
"Nungguin? Kok lu bisa tau gua disini" Felis diam beberapa detik ketika Chaewon melontarkan pertanyaan itu.
"Begini... Yang ngelaporin bibi lu itu gua"
-Next-
Ps: maaf udah lama gak update dan juga chap yang ini super pendek. Cuma update seadanya doang, dari pada gak update sama sekali hehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...