Sesaat tangisan Chaewon berhenti begitu saja setelah matanya melihat suatu nama yang tak asing lagi yang berada di batu nisan, perasaannya campur aduk antara senang, sedih atau marah. Seketika mata Felix melihat apa yang ditatap Chaewon, ia juga ikut terkejut. Letak makan itu berada sedikit agak jauh dari makam keluarga Felix. Secara spontan, Chaewon langsung berjalan menuju makam tersebut diikuti oleh Felix. Saat sudah sampai...
"Kim Hanseok? Kim Semee?" Chaewon bergantian menatap makam yang bertuliskan nama orang tuanya dan Felix yang hanya menaikan bahunya pertanda ia tidak tahu apa-apa.
Chaewon tersenyum seketika, entah apa yang ada dipikirannya sekarang, bahkan air matanya masih menetes di matanya.
"Aku pikir, aku tidak akan menemukan kalian... " ucap Chaewon berbicara sendiri yang hanya di pandang Felix datar.
"Akhirnya aku menemukan kalian..." entah sekarang ia masih waras atau tidak, berbicara kepada batu nisan seperti berbicara teman yang sudah ketangkap basah saat bermain petak umpet.
"Apakah kau anak dari Kim Hanseok dan Kim Semee?" tiba-tiba saja ada yang menghampiri Chaewon dan Felix. Orang itu adalah seorang kakek tua plontos yang hanya membawa sebuah cangkul.
"Aku anaknya... " ucap Chaewon membuat Felix sedikit terkejut. Mengapa ia masih mau mengakui sebagai anak seorang pembunuh berantai dan seorang lacur kelas atas itu? Batin Felix yang sempat berpikir kalau Chaewon tidak akan pernah ingin mengakui dirinya sebagai anak dari seorang penjahat dunia yang dengan kematiannya saja belum bisa dimaafkan begitu saja.
"Kau anaknya? Kalau begitu kau-" -Kakek
"Kim Chaewon" jawabnya tegas.
"Berarti kau benar-benar anak Hanseok" ia pun menatap Chaewon memastikan.
"Ada apa ya?" tanya Chaewon agak mundur menuju Felix untuk berjaga-jaga.
"Sebentar, aku ingin memberi sesuatu untukmu. Ambilah surat ini... " ia pun mengulurkan tangannya yang sudah gemetar untuk memberikan sepucuk surat yang sudah sangat lecek dan sudah menguning kertas putihnya.
"Apa ini?" tanya Chaewon yang menerima sebuah surat itu dari seorang kakek tua itu.
"Kau akan tau itu apa setelah membacanya... " kakek itu pergi begitu saja meninggalkan Chaewon dan Felix yang bingung dengan surat tersebut.
.
.
.
Mereka pun akhirnya pulang dari penjara dan pemakaman itu, Chaewon terbujur cemas. Dan ia merasa aneh sebab bibinya dan sepupunya yang tidak kunjung pulang.
Namun, ada yang lebih ia takutkan, surat yang diberi kakek tua itu tadi. Kakek tadi mengucapkan nama ayahnya. Ini aneh... Membingungkan...
Tapi, rasa takutnya kalah dengan rasa penasarannya. Ia pun membuka isi surat itu dan didalamnya ada secarik kertas yang berisikan pesan yang cukup panjang. Saat itu Chaewon terpaku dengan nama pengirimnya... Kim Hanseok...
Dear Chaewon sang malaikat
Hai nak... Apakah kamu membaca surat ini? Apakah kau sudah besar saat ini? Apa kau sudah bekerja? Apa kau sudah menikah? Atau kau masih bersekolah? Aku tidak akan tahu kau saat itu bagaimana, yang pasti kau akan tumbuh cantik dan menjadi wanita yang kuat seperti ibumu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...