『 Flashback 』
-On-.
.
.
『 Hyunjin pov 』
-On-Tadi aku berniat ingin pulang bersama Chaewon. Tapi, ia menolaknya sebab ingin menyalin buku perpustakaan, anak rajin.
Aku menelpon Yeji untuk menjemputku karena hari ini dia yang membawa mobil. Aku dan Yeji beda sekolah, sebenarnya ingin satu sekolah, tapi sekolah Yeji lebih murah dari pada sekolahku. Sebelum ingin masuk SMA kami berdua diberikan dua pilihan oleh Eomma. Satu, aku yang masuk ke sekolah biasa atau Yeji yang di sekolah biasa. Awalnya aku ingin di sekolah biasa untuk mengalah dari Yeji sebab aku tahu Yeji sangat ingin bersekolah disini, bahkan sebelum tidur dia selalu bercerita ingin masuk sekolah di SMA ini. Tapi tiba-tiba saja ia ingin disekolah biasa yang tidak terlalu mahal tentunya. Aku benar-benar bingung saat itu, namun Yeji bersih keras tidak ingin bersekolah disitu, wajahnya bahkan tampak ketakutan saat mendengar nama sekolahku. Aku tidak tahu mengapa dan pada akhirnya aku bersekolah disini.
Meskipun kami memiliki mobil dan rumah yang terbilang cukup besar, kami belum terbilang kaya...
Ayahku dulu adalah seorang penjudi dan peminum. Setiap pulang ia akan marah-marah kepada ibu dalam keadaan sadar ataupun tidak sadar, dan ibu akan menyuruhku dan Yeji bersembunyi didalam lemari. Aku ingat sekali ibu bilang 'esok akan kembali seperti biasanya' ia mengatakan itu sambil tersenyum kepadaku dan Yeji. Aku pun percaya kalau besok akan kembali seperti biasanya dan aku menahan rasa takut saat mendengar ibu berteriak sangat keras dan terdengar suara pecahan beling. Disaat itu juga aku mendengar suara ayah berteriak dengan suara besarnya. Terdengar suara tonjokkan, tamparan, suara pecah beling, teriakan wanita, dan suara pisau seperti sedang diasah. Didalam lemari itu, aku akan berusaha menutup telinga Yeji erat-erat agar ia tidak mendengar apa yang sedang kudengar. Lalu Yeji pasti akan bertanya.
"Eomma (ibu) baik-baik aja kan? Appa (panggilan ayah untuk anak perempuan) gak akan nyakitin eomma kan? Oppa (panggilan kakak untuk adik perempuan) kenapa menangis? Kenapa oppa nutup telinga aku? Kenapa kita harus sembunyi disini? Tangan oppa gemetar? Ada apa?" itulah sejuta pertanyaan Yeji kepadaku. Aku hanya bisa tersenyum dengan linangan air mata yang selalu ku hapus namun akan keluar lagi dan akan membisikkannya dengan kata- kata 'semua akan baik-baik saja' setelah aku bicara seperti itu Yeji akan langsung memelukku dan tidur didalam pelukanku. Keesokan harinya, ayah akan menyapa kita dengan ramah seperti biasa. Mengajak kita ngobrol dan menanyakan tentang sekolah, teman-teman dan lainnya. Ibu menepati janjinya, dan benar semuanya kelihatan baik-baik saja. Ingat... Hanya kelihatannya...
Setelah itu ayah akan pergi dan bilang kalau ia ingin berangkat kerja sambil tersenyum kepada kami dan melambaikan tangannya kepada kami. Kami pun membalas lambaian tangannya. Lalu kami akan menyadari kalau ibu tidak ada... Bahkan dirumah tidak ada... Tak lama kemudian ibu akan datang kerumah, kembali dari suatu tempat sambil tersenyum kepada kita. Namun ada yang janggal... Ibu memang pulang tapi dengan memakai perban di tangannya dan di kepalanya, kakinya pun terlihat pincang, seluruh wajahnya bahkan hampir tertutupi luka memar. Kami akan langsung menangis ketika melihat ibu seperti itu dan ibu akan memeluk kami sambil tersenyum.
"Lihatkan? Semuanya jadi baik-baik saja... Percayalah dengan Eomma (ibu)" ia tersenyum dan memelukku dan Yeji yang menangis melihat keadaannya seperti itu.
"T-tapi, eo-eomma tidak b-baik-baik s-sa-saja.. Hiks.. Hiks" aku mengatakannya dengan sesenggukan. Ibu pasti akan membalasnya dengan senyuman manisnya dan memeluk kami berdua dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am you 『Chaelix』✔✔
Romance[ COMPLETED ] Terpaan angin ini sungguh menyejukkan... Jadi begini rasanya berdiri di ujung atap gedung lantai 4? Apakah saat menghadapi kematian senikmat ini rasanya? Diterpa angin musim dingin... Menikmati pemandangan dari beberapa pelosok daerah...