VII

780 35 6
                                    

Aku bisa saja membencimu secepat aku menyukaimu, namun tidak untuk melupakanmu.
---

Seminggu sudah berlalu, keadaan masih tetap renggang diantara dua insan yang tidak tahu berstatus apa. Mungkin saja salah satu pihak sudah membuang rasanya, jauh sebelum pihak yang satunya telah mengetahui penyebab kerenggangan tersebut.

Mada menghampiri Alexa yang tengah berlatih karate. Kala itu ekstrakulikuler tengah berlangsung normal.

"Sebenarnya lo hanya perlu jujur sama diri lo sendiri. Dengan demikian, semuanya akan baik-baik saja." Kata Mada didekatnya.

Alexa tidak menghiraukan sama sekali ucapan Mada itu. Ia terus tekun berlatih.

"Kalau dari sudut pandang gue, kita berdua emang sama-sama salah. Lo yang nggak ngasi tau gue karena lo takut dikira ngerebut gue dari Sandra, sedangkan gue, jujur gue nggak peka sama sekali awalnya."

Lagi lagi Alexa mengabaikannya.

"Sekarang terserah diri kita masing-masing. Dengan senang hati, gue bisa nerima lo kok-"

Pluggh!

"ADUUHH!!!"

Kepalan tangan kanan Alexa dengan sengaja melayang pada dagu Mada, membuatnya mengerang kesakitan karena menyisakan tanda biru memar disana.

"Gue bukan cewek gampangan yang dengan bodohnya mau lo perdaya ya! Dan ingat, gue nggak butuh belas kasihan lo!" Ujar Alexa dengan kesalnya.

Ia berlalu meninggalkan Mada bersama dengan bekas hantamannya.

***

Teng teng teng...!!!

Bel istirahat telah berbunyi. Semua siswa maupun siswi merapikan buku mereka masing-masing sebelum bergegas untuk ke kantin. Namun tidak dengan Alexa, dan juga beberapa siswi yang lainnya juga seperti Sandra and the geng. Mereka lebih memilih untuk tidak merapikan meja mereka, karena dirasa begitu malas melakukannya.

"Kamu nggak ke kantin?" Tanya teman sebangku Alexa yang bernama Mita.

Alexa menggeleng dan tersenyum kecil "aku tidak mood."

"Yaudah kalau gitu aku tinggal ke kantin dulu ya, bye!"

"Iya bye!"

~

"Aku harus buat perhitungan sama wanita gila itu, berani-beraninya dia bikin kamu kesakitan begini-"

"AWW!!! Jangan disentuh!"

"Owh iya maaf sayang, aku nggak sengaja."

Ketika Sandra akan beranjak pergi untuk menemui Alexa, Mada sempat menahan dirinya.

"Aku tau kamu kesal, tapi nggak usah lakuin itu padanya."

"Sayaaang, dia udah keterlaluan sama kamu. Kamu merasa sakit, aku jauh lebih merasa sakit, hatiku sakit melihat kamu diperlakukan seenaknya sama dia. Tunggu, aku akan menyelesaikan masalah ini!"

Kali ini Sandra benar-benar tidak bisa dicegahnya lagi.

Di kelas, Alexa tengah membaca sebuah buku pengetahuan karate yang sebelumnya ia pinjam dari perpustakaan sekolah. Suasana kelas yang sepi sangat mudah untuknya memahami apa yang sedang ia baca. Namun suasana yang sepi tersebut tidak bertahan lama. Seseorang mengetuk pintu dengan sangat brutal, membuat Alexa sontak menghentikan bacaannya dan melihat orang tersebut yang ternyata adalah Sandra.

Sahabat, kok romantis???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang